Sunday, November 3, 2013

[Catatan] Ayat Al-Qur'an 2

         04 - 11 - 2013
         06 : 00 AM



        
أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ ۚ بَلْ لَا يُؤْمِنُونَ
Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman.
فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ
Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar. (Surat 52 ayat 33-34) 

ذَٰلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَىٰ
Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.  (Surat 53 ayat 30)
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.  (Surat 53 ayat 32) 


كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman).  (Surat 54 ayat 9)
فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila". 
أَأُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ
Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. 
سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الْأَشِرُ
Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong.  (Surat 54 ayat 24-26)

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. 
وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۙ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman. (Surat 57 ayat 7-8)

الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ ۖ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلَّا اللَّائِي وَلَدْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ
Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. 
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نُهُوا عَنِ النَّجْوَىٰ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَيَتَنَاجَوْنَ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُولِ وَإِذَا جَاءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ ۚ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا ۖ فَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 
اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. 
كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Surat 58 ayat 2,8,11,16,21)












Thursday, October 24, 2013

[Catatan] Ayat Al-Qur'an 1

         25 - 10 - 2013
         09 : 34 AM



         Sudah lama sekali tidak ada postingan baru sejak saya mulai menyusun skripsi saya, jadi saya memutuskan untuk posting yang simple dan ringan saja, tapi penting. Yaitu kumpulan potongan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menurut saya penting untuk orang-orang ketahui. Dahulu saya sering mencatat ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menurut saya penting di buku catatan, sekarang saya memutuskan untuk memulainya lagi dengan mencatatnya di blog agar yang lain bisa tahu juga. Tetapi saya akan mulai tidak dari awal (Al-Fatihah), karena bacaan saya saat ini sudah sampai tengah, jadi saya akan mulai dari dimana saya saat ini membaca saja. Nanti kalau sudah sampai akhir surat, maka akan kembali lagi ke awal. Ok, mari kita mulai catatan part 1.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(surat 49 ayat 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.(surat 49 ayat 11)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(surat 49 ayat 12)   

بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ
(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: "Ini adalah suatu yang amat ajaib".(surat 50 ayat 2)
 
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ ۖ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ ۖ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ
Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.(surat 50 ayat 45)

إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat, 
يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ
dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Quran) orang yang dipalingkan. 
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ
Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,  
الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai, 
(surat 51 ayat 8-11)

كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila".  
أَتَوَاصَوْا بِهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. 
(surat 51 ayat 52-53)

أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya". 
قُلْ تَرَبَّصُوا فَإِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُتَرَبِّصِينَ
Katakanlah: "Tunggulah, maka sesungguhnya akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu". 
(surat 52 ayat 30-31) 

Tuesday, September 3, 2013

[Lyric] Fujii Fumiya - Boy's Heart

          04 - 09 - 2013
          11 : 03 AM




Lyrics : Fujii Fumiya
Music : Yashiki Gouta
Arrangement : Yashiki Gouta 
Vocal : Fujii Fumiya

Romaji Lyric :

naze  naze 
kokoro ga itamu to namida ni naru    
naze  naze 
namida ga ochiru to hitori ni naru 
chiisana hiza kakae 
tooku o mata miageru 
hiroi  hiroi  sono sora yori 
motto hiroi hazu da 
takai  takai ano kumo yori 
motto takai hazu da 
kimi no kokoro mo 
naze  naze 
kokoro o hiraku to egao ni naru 
naze  naze 
egao o miteru to yuuki ni naru

ookina yume kakae 
tooku o mata miageru 
hiroi  hiroi  kono sora yori 
motto hiroi hazu da 
takai  takai ano kumo yori 
motto takai hazu da 
tooi  tooi  ano hoshi yori 
motto tooi hazu da 
yukou  yukou  ryoute hiroge 
kitto yukeru hazu da 
kimi no kokoro mo

Indonesia Lyric *by me* :

Mengapa,
Kamu menangis saat hatimu merasa sakit?
Mengapa, 
Kamu merasa kesepian saat air matamu menetes?
Sementara itu kamu terus memeluk lututmu.

Suatu saat kamu akan mendapatkan 
Sesuatu yang lebih luas, lebih luas dari langit.
Bahkan lebih luas lagi.
Sesuatu yang lebih tinggi, lebih tinggi dari awan.
Bahkan lebih tinggi lagi.

Belahan jiwamu.

Mengapa,
Kamu menjadi tersenyum saat kamu membuka hatimu?
Mengapa,
Kamu menjadi berani saat kamu melihat senyuman?
Sementara itu kamu terus memimpikan sesuatu yang hebat.

Suatu saat kamu akan mendapatkannya
Sesuatu yang lebih luas, lebih luas dari langit.
Bahkan lebih luas lagi.
Sesuatu yang lebih tinggi, lebih tinggi dari awan.
Bahkan lebih tinggi lagi.
Sesuatu yang lebih jauh, lebih jauh dari bintang.
Bahkan lebih jauh lagi.
Pergilah mencari, dengan membentangkan lenganmu.
Kamu akan mendapatkannya 

Belahan jiwamu.

Sunday, June 16, 2013

Tugas 4 English Business

         16 - 06 - 2013
         11 : 16 PM




         Page 100. Chapter 5.
         Latihan 7.

         6. Is played with a ball on a large field
             This is the kind of game that played with the ball on a large field. What could it be?
             It could be a baseball. It might be a football. It may be a basketball.


         7. Has (three) stories/storeys and is made of (brick)
             It has three storeys and is made of brick. What might it be?   
             It might be a house. It could be a hotel. It may be an apartment.

         8. Has four legs and is found on a farm.
             I'm thinking of something has four legs that you can find on a farm. What may it be?
             It may be a sheep. It might be a cow. It could be a horse.

         9. Is green and we can see it out that window
             I'm thinking of something that is green and you can see it outside that window. What could it be?
             It could be a leaf. It might be a grass. It may be a snake.

       10. Is sweet and you can eat it
             I'm thinking of something that is sweet and you can eat it. What could it be?
             It could be a candy. It may be an ice cream. It might be a chocolate.                      

Tulisan 4 English Business

         16 - 06 - 2013
         10 : 55 PM




         Make 3 sentences using may and 3 sentences using can to express permission.

         - May I help you, sir?
         - May I talk to you?
         - You may have a dinner.

         - You can use my car if you like.
         - Can I borrow your pen?
         - Can I leave now?

Thursday, June 6, 2013

[Review] Bunga Bank, dan Riba

         06 - 06 - 2013
         11 : 34 PM




         Here we go, kali ini saya ingin membahas mengenai sistem bunga di Bank, dan Riba. Menarik sekali ya, kebetulan belum lama juga saya mendengar pertanyaan ini diajukan kepada seorang mubaligh pada kelas tarbiyat kemarin. Jadi kata beliau begini, memang menggunakan bunga di bank itu tidak boleh, karena itu seperti halnya riba. Ada baiknya kalau kita tidak menggunakan bunga bank tersebut. Lalu beliau mengatakan sebuah dalil, bahwa pada akhirnya zaman (tepatnya kira-kira ya saat ini atau sekarang ini, karena memang jema'at Ahmadiyyah mengakui bahwa Imam Mahdi yang dijanjikan muncul di akhir zaman telah turun) dunia akan gelap gulita. Manusia akan di kelilingi oleh kegelapan, tetapi kita harus tetap berlari menuju cahaya, meskipun cahaya itu kecil.
         Jadi pengertiannya menurut saya seperti ini, pada akhir zaman kita akan di kelilingi oleh hal-hal yang bersifat dosa. Seperti halnya perzinaan sudah merajalela bagai sesuatu hal yang sudah tidak asing, memperlihatkan aurat sudah hal yang biasa, pergaulan pria dan wanita sudah tak ada batasan, dsb. Begitu pula tidak menutup kemungkinan pada riba, sistem riba yang dikemas menjadi sebuah tempat penyimpanan uang. Sangat sulit sekali untuk kita terlepas dari kegelapan ini. Karena memang kegelapan ini sudah mengelilingi kita. Mau tidak mau atau suka tidak suka, kita akan masuk dalam kegelapan ini, yaitu akhirnya kita akan menggunakan Bank juga. Akan menyulitkan kalau kita tidak menggunakan Bank, karena perusahaan-perusahaan pun sekarang tidak mau memberi gaji secara cash. Mau nya karyawan harus punya rekening sehingga gajinya dapat di transfer. Yah, seperti inilah akhir zaman. Lalu kita harus bagaimana agar harta kita suci dari riba seperti itu?
         Lebih lanjut beliau menjelaskan, kalau bunga itu tidak apa kalau dibayar juga dengan bunga. Dalam artian begini, misal kita menabung di Bank 100 juta, lalu dapat bunga 1 juta. Lalu kita pinjam uang di Bank 10 juta, dan diberi bunga 1 juta. Maka 1 juta itu kita bayar dengan bunga yang kita dapat tadi, maka itu tidak apa, insya Allah harta kita bersih. Lalu beliau menambahkan lagi, kalau kita dapat mengamalkan atau mensedekahkan bunga tersebut untuk perkembangan agama dan yang membutuhkan, maka insya Allah harta kita juga bersih. Jadi kira-kira inti dari perkataan beliau adalah, kita tidak apa menggunakan bank, tetapi bunga pada bank itu tidak boleh kita gunakan untuk kepentingan kita pribadi. Lalu tentang hal ini, seorang mubaligh yang lain juga mengingatkan bahwa kita perbanyak istighfar saja, memohon ampun kepada Allah. Karena segala petunjuk dan kebenaran hanya datang dari Allah. Kita hanya manusia biasa, hanya bisa berusaha sebisa mungkin menghindari dosa, tetapi kita tidak akan bisa luput dari dosa. Kita hanya bisa berusaha, Allah yang akan menentukan. Karena itu perbanyaklah berdoa dan memohon ampunan kepada Allah.
         Menanggapi pernyataan beliau. Saya setuju sih dengan pendapat beliau, bahwa sebaiknya bunga di bank itu tidak digunakan. Akan tetapi kalau saya boleh sedikit mengutarakan pendapat, menurut saya bunga di bank itu sama saja dengan berbagi keuntungan. Dalam artian begini, kita menabung di bank berarti kita sama dengan memberi pinjaman kepada bank tersebut untuk mengolah kembali uang tersebut menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan. Nah bunganya itu seperti suatu pembagian keuntungan yang didapat dari pengolahan tadi. Mirip seperti halnya pengembalian uang yang adil secara Islam. Islam mengajarkan bahwa dalam pembayaran hutang-piutang, kita harus bergantung dengan harga emas saat itu dan sekarang. Misal, si A meminjam uang 10 ribu pada tahun 1900 dimana harga emas 10 ribu/gram. Lalu si A ingin mengembalikan uang pinjaman itu pada tahun 2000 dimana harga emas sudah 20 ribu/gram. Tidak bisa si A mengembalikannya hanya dengan 10 ribu saja, ia harus mengembalikannya 20 ribu. Karena harga emas pada tahun 1900 dengan tahun 2000 sudah berbeda. Seperti inilah Islam, mengajarkan cara-cara keadilan. Akan sangat tidak adil kan, kalau kita dengan sangat susah payah mendapatkan uang 10 ribu lalu di pinjam orang, setelah itu 100 tahun kemudian dimana uang 10 ribu sudah tidak berarti apa-apa orang tersebut baru mengembalikan. Itu kan sangat tidak adil.
         Yah seperti itulah kira-kira yang saya tangkap, walaupun saya juga termasuk orang yang tidak membenarkan sistem bunga di bank. Karena menurut saya, sudah dapat menabung di bank saja itu sudah sesuatu yang Alhamdulillah. Saya jadi tidak perlu lagi membawa uang kertas banyak-banyak kemana-mana, cukup dengan membawa selembar kartu atm saja. Jadi saya rasa tidak perlu lah kita mengambil atau menggunakan bunga yang diberikan oleh bank kepada kita, karena bank sendiri sudah memberikan sesuatu yang cukup menguntungkan buat kita.
         Lalu bagaimana dengan orang yang bekerja di bank? Hmm, jujur saja saya belum pernah ya mendengar pertanyaan yang seperti itu. Kalau begitu saya akan berikan pendapat saya pribadi. Menurut saya hampir sama saja sih dengan sistem bunga tadi, apalagi kalau di telaah, posisi orang yang bekerja di bank berarti kira-kira sebagai si peminjam uang. Dimana si peminjam mengembalikan uang pinjamannya lebih kepada si pemberi pinjaman (nasabah). Bukankah itu sangat baik dan di anjurkan? Bahwa kalau kita meminjam uang, kembalikanlah dengan baik (diberi tambahan bonus atau dengan hadiah dsb), sehingga si pemberi pinjaman senang dengan kita. Tapi yah intinya kalau memang niat kita baik untuk bekerja ya jalani saja. Tetapi kalau kita ragu akan pekerjaan itu baik atau buruk, ya kita perbanyak berdoa dan istighfar saja. Memohon petunjuk agar kalau pekerjaan itu buruk, semoga di berikan pekerjaan pengganti yang baik dan tidak menimbulkan perasaan ragu lagi.
         Yah, kira-kira seperti itulah pendapat dan saran saya mengenai sistem bunga di bank, dan riba. Semoga dapat membantu. Sampai jumpa lagi.

Tuesday, May 28, 2013

[Review] Kelas Tarbiyat 2013 (Jakarta, Bekasi, Bogor)

         28 - 05 - 2013
         06 : 43 PM




         Halo, bertemu lagi dengan saya. Kali ini saya ingin berbagi cerita sedikit tentang event beberapa hari lalu yang saya ikuti. 'Kelas Tarbiyat 2013', ya itulah kira-kira nama acaranya. Acara itu merupakan acara yang diadakan oleh pengurus Ahmadiyyah gabungan dari 3 cabang, yaitu : DKI Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Acaranya 2 hari, 25-26 Mei. Agak sedikit membosankan sih acaranya, tapi lumayan seru sih saya jadi dapat ilmu yang lumayan banyak dan beberapa kenalan baru. Sayang sekali sih waktu itu saya tidak dapat mengutarakan pesan dan kesan untuk acara ini di depan banyak orang, karena memang ternyata tiap kelas hanya 1 perwakilan saja yang ditunjuk untuk mewakilkan pesan dan kesan dari acara tersebut. Karena waktu itu saya berada di kelas B, jadi waktu itu diwakilkan oleh seorang anak berumur 16 tahun kalau tidak salah dan bernama Ifad.
         Sedikit bercerita tentang anak ini. Saya akui anak ini cukup hebat dan luas pengetahuannya tentang Ahmadiyyah, tetapi menurut saya pribadi anak itu biasa saja, atau memang sudah seharusnya seperti itu. Entah mungkin karena sifat saya yang tidak begitu suka mengelu-elukan seseorang. Tapi sepenglihatan saya sepertinya anak itu adalah seorang anak wakaf e-nou. Seorang anak yang sudah di wakafkan oleh orang tuanya sebagai anak yang seluruh jiwa dan raganya diberikan untuk jema'at. Tetapi kalau dia ternyata bukan seorang wakaf e-nou, ya tentu saja menurut saya itu sangat hebat. Karena ia hafal beberapa ayat, hadist, dan sejarah tentang Ahmadiyyah.
         Kenapa saya menggangap biasa kalau ia ternyata adalah seorang wakaf e-nou? Ya karena seorang wakaf e-nou memang seharusnya seperti itu. Tidak seperti yang sudah saya lihat dari beberapa orang wakaf e-nou, yang malah perilaku dan pemahamannya tidak begitu begitu baik tentang Ahmadiyyah. Malah ada yang kuliah dan sebagainya. Entah mungkin saya yang salah dan terlalu berlebihan menilainya. Tetapi menurut saya seorang wakaf e-nou itu tidak perlu kuliah. Tidak perlu mendalami ilmu-ilmu duniawi yang spesifik. Cukup ketahui ilmu-ilmu duniawi yang umum saja, setelah itu perdalam ilmu-ilmu keagamaan / kerohanian. Sehingga dapat bertabligh dan meluruskan kekeliruan orang-orang dalam memandang Ahmadiyyah.
         Yah, itu hanya pendapat saya saja sih. Karena sepertinya yang telah saya lihat-lihat, seorang wakaf e-nou itu baru akan mewakafkan dirinya setelah umur 20++. Padahal menurut saya lebih baik dari sejak kecil sudah mewakafkan dirinya, sehingga umur belasan sudah dapat seperti Ifad. Yah, hanya pendapat saya pribadi saja sih. Tidak ada maksud menyalahkan atau membenarkan.
         Sebagai penutup, saya ingin sedikit menambahkan dan sharing tentang proses saya mengenal Ahmadiyyah. Jadi begini, yang dikatakan para mubaligh-mubaligh Ahmadiyyah tentang pernikahan seorang Ahmadi dengan non-Ahmadi yang walaupun seorang non-Ahmadi itu akhirnya baiat / masuk ke jema'at, tetapi akhirnya anak dan keturunannya kebanyakan itu terpencar-pencar atau terputus dari jema'at. Ya, itu adalah benar. Karena saya sendiri adalah orang yang seperti itu. Almarhum Ibu saya adalah seorang Ahmadi dari keturunan Ahmadi, lalu Ayah saya seorang Ahmadi yang masuk ke jema'at (mungkin) karena Ibu saya. Setelah Ibu saya meninggal, saya masih kecil, baru berumur 1 atau 2 tahun mungkin. Lalu Ayah saya tidak begitu lama menikah lagi, dan akhirnya lama-kelamaan terputuslah dari jema'at. Saya pun akhirnya besar dan tumbuh bersama Ayah dan Ibu tiri saya. Saya juga cenderung lebih sering berinteraksi dan lebih dekat dengan keluarga Ayah saya. Saya tidak begitu dekat atau mungkin bisa di bilang jauh dengan keluarga Ibu saya (yang rata-rata adalah orang jema'at semua). Saya pun tumbuh, besar, dan belajar agama di kalangan NU dan Muhammadiyah. Karena di rumah saya memang ada 2 masjid, 1 masjid NU yang lumayan dekat dengan rumah. Dan satu masjid Muhammadiyah yang lumayan jauh dari rumah. Tetapi tiap minggu saya lebih sering ngaji di masjid Muhammadiyah, karena memang jadwal pengajian mingguan di masjid Muhammadiyah itu lebih banyak (Jumat maghrib, Sabtu maghrib, Minggu maghrib, Minggu Isya), dibandingkan di masjid NU (Sabtu maghrib, Minggu subuh).
         Saya bisa di bilang cukup paham tentang ajaran dan perbedaan antara 2 ormas tersebut, dan saya juga mendengar cukup banyak tentang Ahmadiyyah dari lingkungan sekitar juga. Waktu itu saya juga adalah orang yang sependapat bahwa Ahmadiyyah itu adalah sesat, tetapi saya tak pernah sependapat tentang kekerasan dalam masalah beragama. Karena memang yang saya pelajari Islam itu bukanlah mengajarkan kekerasan dalam hal seperti itu. Yang paling saya ingat, di Al-Qur'an banyak atau mungkin ada belasan ayat yang mengatakan tentang 'Bagimu agamamu, bagiku agamaku', 'sembah apa yang ingin kamu sembah, aku pun juga menyembah apa yang ingin aku sembah'. Ya, banyak sekali saya rasa ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits yang bermakna seperti itu. Jadi mengapa kita harus repot-repot bahkan melakukan kekerasan dalam meluruskan pandangan agama seseorang? Toh di akhirat kita akan di mintai pertanggung jawaban masing-masing.
         Jadi kembali lagi ke topik awal, bagaimana saya bisa kenal Ahmadiyyah? Ya, pada akhirnya saya mengetahui bahwa nenek saya maupun keluarga-keluarga dari Ibu kandung saya rata-rata adalah Ahmadiyyah. Saya pun akhirnya berniat mempelajari agama lebih dalam lagi, agar saya bisa meluruskan nenek saya dan keluarga-keluarga nenek saya. Saya pun akhirnya mempelajari dan menelaah ajaran-ajaran seperti apa saja yang harus di luruskan dari ajaran Ahmadiyyah ini. Tetapi ternyata apa, sepertinya malah pandangan saya selama ini yang keliru dan harus diluruskan tentang Ahmadiyyah, dan terlebih lagi tentang Islam. Sepertinya benar kata-kata seorang mubaligh kemarin yang saya dengar di Kelas Tarbiyat, bahwa ketika masih ada fitrat yang baik pada diri manusia, maka ketika datang kebenaran padanya, ia akan tertarik layaknya magnet kepada kebaikan atau jalan yang benar tersebut.
         Yah, kira-kira seperti itulah cerita bagaimana saya bisa mengenal Ahmadiyyah. Saya pun masih terbilang baru beberapa bulan dan baru belajar ajaran Ahmadiyyah. Tetapi sepanjang saya mempelajari ajaran Ahmadiyyah ini, saya tidak menemui kesalahan atau kemelencengan ajaran yang dapat dikategorikan bahwa Ahmadiyyah ini bukan Islam. Yah seperti itulah kira-kira yang ingin saya sampaikan. Jujur saya sedikit kecewa dengan para jema'at Ahmadiyyah umumnya maupun yang seumuran dengan saya khususnya, yaitu ketika kemarin di tanya apakah ada yang sudah membaca 1 buku karya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad, tetapi ternyata belum ada atau mungkin ada tetapi baru segelintir orang. Saya sedikit kecewa karena saya sendiri yang bisa di bilang 'orang baru' di jema'at ini saja sudah selesai membaca buku Bahtera Nuh. Yah, mungkin karena kebanyakan dari mereka adalah jema'at keturunan, sehingga mungkin itu yang membuat mereka agak sedikit cuek dengan ajaran Ahmadiyyah.
         Padahal menurut saya ajaran Ahmadiyyah ini adalah luar biasa, sebuah ajaran rasulullah saw yang hidup. Bahkan sebelum saya yakin betul akan Ahmadiyyah, ketika saya menelaah karya-karya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad. Saya pun dapat merasakan, bahwa Hadrat Mirza Ghulam Ahmad itu adalah orang yang cerdas, berpengetahuan luas, dan pemberani / tegas. Yah, harapan saya kepada orang-orang pada umumnya dan jema'at Ahmadiyyah pada khususnya, perdalam atau pelajarilah ajaran Ahmadiyyah / Hadrat Mirza Ghulam Ahmad terlebih dahulu sebelum menjudge diri sendiri seorang Ahmadiyyah, ataupun menjudge orang lain non-Muslim dan sebagainya.
         Yah, hanya itu yang kiranya yang dapat saya sampaikan. Sampai bertemu lagi.
 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design