Thursday, October 24, 2013

[Catatan] Ayat Al-Qur'an 1

         25 - 10 - 2013
         09 : 34 AM



         Sudah lama sekali tidak ada postingan baru sejak saya mulai menyusun skripsi saya, jadi saya memutuskan untuk posting yang simple dan ringan saja, tapi penting. Yaitu kumpulan potongan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menurut saya penting untuk orang-orang ketahui. Dahulu saya sering mencatat ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menurut saya penting di buku catatan, sekarang saya memutuskan untuk memulainya lagi dengan mencatatnya di blog agar yang lain bisa tahu juga. Tetapi saya akan mulai tidak dari awal (Al-Fatihah), karena bacaan saya saat ini sudah sampai tengah, jadi saya akan mulai dari dimana saya saat ini membaca saja. Nanti kalau sudah sampai akhir surat, maka akan kembali lagi ke awal. Ok, mari kita mulai catatan part 1.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(surat 49 ayat 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.(surat 49 ayat 11)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(surat 49 ayat 12)   

بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ
(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: "Ini adalah suatu yang amat ajaib".(surat 50 ayat 2)
 
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ ۖ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ ۖ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ
Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.(surat 50 ayat 45)

إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat, 
يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ
dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Quran) orang yang dipalingkan. 
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ
Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,  
الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai, 
(surat 51 ayat 8-11)

كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila".  
أَتَوَاصَوْا بِهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. 
(surat 51 ayat 52-53)

أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya". 
قُلْ تَرَبَّصُوا فَإِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُتَرَبِّصِينَ
Katakanlah: "Tunggulah, maka sesungguhnya akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu". 
(surat 52 ayat 30-31) 

Tuesday, September 3, 2013

[Lyric] Fujii Fumiya - Boy's Heart

          04 - 09 - 2013
          11 : 03 AM




Lyrics : Fujii Fumiya
Music : Yashiki Gouta
Arrangement : Yashiki Gouta 
Vocal : Fujii Fumiya

Romaji Lyric :

naze  naze 
kokoro ga itamu to namida ni naru    
naze  naze 
namida ga ochiru to hitori ni naru 
chiisana hiza kakae 
tooku o mata miageru 
hiroi  hiroi  sono sora yori 
motto hiroi hazu da 
takai  takai ano kumo yori 
motto takai hazu da 
kimi no kokoro mo 
naze  naze 
kokoro o hiraku to egao ni naru 
naze  naze 
egao o miteru to yuuki ni naru

ookina yume kakae 
tooku o mata miageru 
hiroi  hiroi  kono sora yori 
motto hiroi hazu da 
takai  takai ano kumo yori 
motto takai hazu da 
tooi  tooi  ano hoshi yori 
motto tooi hazu da 
yukou  yukou  ryoute hiroge 
kitto yukeru hazu da 
kimi no kokoro mo

Indonesia Lyric *by me* :

Mengapa,
Kamu menangis saat hatimu merasa sakit?
Mengapa, 
Kamu merasa kesepian saat air matamu menetes?
Sementara itu kamu terus memeluk lututmu.

Suatu saat kamu akan mendapatkan 
Sesuatu yang lebih luas, lebih luas dari langit.
Bahkan lebih luas lagi.
Sesuatu yang lebih tinggi, lebih tinggi dari awan.
Bahkan lebih tinggi lagi.

Belahan jiwamu.

Mengapa,
Kamu menjadi tersenyum saat kamu membuka hatimu?
Mengapa,
Kamu menjadi berani saat kamu melihat senyuman?
Sementara itu kamu terus memimpikan sesuatu yang hebat.

Suatu saat kamu akan mendapatkannya
Sesuatu yang lebih luas, lebih luas dari langit.
Bahkan lebih luas lagi.
Sesuatu yang lebih tinggi, lebih tinggi dari awan.
Bahkan lebih tinggi lagi.
Sesuatu yang lebih jauh, lebih jauh dari bintang.
Bahkan lebih jauh lagi.
Pergilah mencari, dengan membentangkan lenganmu.
Kamu akan mendapatkannya 

Belahan jiwamu.

Sunday, June 16, 2013

Tugas 4 English Business

         16 - 06 - 2013
         11 : 16 PM




         Page 100. Chapter 5.
         Latihan 7.

         6. Is played with a ball on a large field
             This is the kind of game that played with the ball on a large field. What could it be?
             It could be a baseball. It might be a football. It may be a basketball.


         7. Has (three) stories/storeys and is made of (brick)
             It has three storeys and is made of brick. What might it be?   
             It might be a house. It could be a hotel. It may be an apartment.

         8. Has four legs and is found on a farm.
             I'm thinking of something has four legs that you can find on a farm. What may it be?
             It may be a sheep. It might be a cow. It could be a horse.

         9. Is green and we can see it out that window
             I'm thinking of something that is green and you can see it outside that window. What could it be?
             It could be a leaf. It might be a grass. It may be a snake.

       10. Is sweet and you can eat it
             I'm thinking of something that is sweet and you can eat it. What could it be?
             It could be a candy. It may be an ice cream. It might be a chocolate.                      

Tulisan 4 English Business

         16 - 06 - 2013
         10 : 55 PM




         Make 3 sentences using may and 3 sentences using can to express permission.

         - May I help you, sir?
         - May I talk to you?
         - You may have a dinner.

         - You can use my car if you like.
         - Can I borrow your pen?
         - Can I leave now?

Thursday, June 6, 2013

[Review] Bunga Bank, dan Riba

         06 - 06 - 2013
         11 : 34 PM




         Here we go, kali ini saya ingin membahas mengenai sistem bunga di Bank, dan Riba. Menarik sekali ya, kebetulan belum lama juga saya mendengar pertanyaan ini diajukan kepada seorang mubaligh pada kelas tarbiyat kemarin. Jadi kata beliau begini, memang menggunakan bunga di bank itu tidak boleh, karena itu seperti halnya riba. Ada baiknya kalau kita tidak menggunakan bunga bank tersebut. Lalu beliau mengatakan sebuah dalil, bahwa pada akhirnya zaman (tepatnya kira-kira ya saat ini atau sekarang ini, karena memang jema'at Ahmadiyyah mengakui bahwa Imam Mahdi yang dijanjikan muncul di akhir zaman telah turun) dunia akan gelap gulita. Manusia akan di kelilingi oleh kegelapan, tetapi kita harus tetap berlari menuju cahaya, meskipun cahaya itu kecil.
         Jadi pengertiannya menurut saya seperti ini, pada akhir zaman kita akan di kelilingi oleh hal-hal yang bersifat dosa. Seperti halnya perzinaan sudah merajalela bagai sesuatu hal yang sudah tidak asing, memperlihatkan aurat sudah hal yang biasa, pergaulan pria dan wanita sudah tak ada batasan, dsb. Begitu pula tidak menutup kemungkinan pada riba, sistem riba yang dikemas menjadi sebuah tempat penyimpanan uang. Sangat sulit sekali untuk kita terlepas dari kegelapan ini. Karena memang kegelapan ini sudah mengelilingi kita. Mau tidak mau atau suka tidak suka, kita akan masuk dalam kegelapan ini, yaitu akhirnya kita akan menggunakan Bank juga. Akan menyulitkan kalau kita tidak menggunakan Bank, karena perusahaan-perusahaan pun sekarang tidak mau memberi gaji secara cash. Mau nya karyawan harus punya rekening sehingga gajinya dapat di transfer. Yah, seperti inilah akhir zaman. Lalu kita harus bagaimana agar harta kita suci dari riba seperti itu?
         Lebih lanjut beliau menjelaskan, kalau bunga itu tidak apa kalau dibayar juga dengan bunga. Dalam artian begini, misal kita menabung di Bank 100 juta, lalu dapat bunga 1 juta. Lalu kita pinjam uang di Bank 10 juta, dan diberi bunga 1 juta. Maka 1 juta itu kita bayar dengan bunga yang kita dapat tadi, maka itu tidak apa, insya Allah harta kita bersih. Lalu beliau menambahkan lagi, kalau kita dapat mengamalkan atau mensedekahkan bunga tersebut untuk perkembangan agama dan yang membutuhkan, maka insya Allah harta kita juga bersih. Jadi kira-kira inti dari perkataan beliau adalah, kita tidak apa menggunakan bank, tetapi bunga pada bank itu tidak boleh kita gunakan untuk kepentingan kita pribadi. Lalu tentang hal ini, seorang mubaligh yang lain juga mengingatkan bahwa kita perbanyak istighfar saja, memohon ampun kepada Allah. Karena segala petunjuk dan kebenaran hanya datang dari Allah. Kita hanya manusia biasa, hanya bisa berusaha sebisa mungkin menghindari dosa, tetapi kita tidak akan bisa luput dari dosa. Kita hanya bisa berusaha, Allah yang akan menentukan. Karena itu perbanyaklah berdoa dan memohon ampunan kepada Allah.
         Menanggapi pernyataan beliau. Saya setuju sih dengan pendapat beliau, bahwa sebaiknya bunga di bank itu tidak digunakan. Akan tetapi kalau saya boleh sedikit mengutarakan pendapat, menurut saya bunga di bank itu sama saja dengan berbagi keuntungan. Dalam artian begini, kita menabung di bank berarti kita sama dengan memberi pinjaman kepada bank tersebut untuk mengolah kembali uang tersebut menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan. Nah bunganya itu seperti suatu pembagian keuntungan yang didapat dari pengolahan tadi. Mirip seperti halnya pengembalian uang yang adil secara Islam. Islam mengajarkan bahwa dalam pembayaran hutang-piutang, kita harus bergantung dengan harga emas saat itu dan sekarang. Misal, si A meminjam uang 10 ribu pada tahun 1900 dimana harga emas 10 ribu/gram. Lalu si A ingin mengembalikan uang pinjaman itu pada tahun 2000 dimana harga emas sudah 20 ribu/gram. Tidak bisa si A mengembalikannya hanya dengan 10 ribu saja, ia harus mengembalikannya 20 ribu. Karena harga emas pada tahun 1900 dengan tahun 2000 sudah berbeda. Seperti inilah Islam, mengajarkan cara-cara keadilan. Akan sangat tidak adil kan, kalau kita dengan sangat susah payah mendapatkan uang 10 ribu lalu di pinjam orang, setelah itu 100 tahun kemudian dimana uang 10 ribu sudah tidak berarti apa-apa orang tersebut baru mengembalikan. Itu kan sangat tidak adil.
         Yah seperti itulah kira-kira yang saya tangkap, walaupun saya juga termasuk orang yang tidak membenarkan sistem bunga di bank. Karena menurut saya, sudah dapat menabung di bank saja itu sudah sesuatu yang Alhamdulillah. Saya jadi tidak perlu lagi membawa uang kertas banyak-banyak kemana-mana, cukup dengan membawa selembar kartu atm saja. Jadi saya rasa tidak perlu lah kita mengambil atau menggunakan bunga yang diberikan oleh bank kepada kita, karena bank sendiri sudah memberikan sesuatu yang cukup menguntungkan buat kita.
         Lalu bagaimana dengan orang yang bekerja di bank? Hmm, jujur saja saya belum pernah ya mendengar pertanyaan yang seperti itu. Kalau begitu saya akan berikan pendapat saya pribadi. Menurut saya hampir sama saja sih dengan sistem bunga tadi, apalagi kalau di telaah, posisi orang yang bekerja di bank berarti kira-kira sebagai si peminjam uang. Dimana si peminjam mengembalikan uang pinjamannya lebih kepada si pemberi pinjaman (nasabah). Bukankah itu sangat baik dan di anjurkan? Bahwa kalau kita meminjam uang, kembalikanlah dengan baik (diberi tambahan bonus atau dengan hadiah dsb), sehingga si pemberi pinjaman senang dengan kita. Tapi yah intinya kalau memang niat kita baik untuk bekerja ya jalani saja. Tetapi kalau kita ragu akan pekerjaan itu baik atau buruk, ya kita perbanyak berdoa dan istighfar saja. Memohon petunjuk agar kalau pekerjaan itu buruk, semoga di berikan pekerjaan pengganti yang baik dan tidak menimbulkan perasaan ragu lagi.
         Yah, kira-kira seperti itulah pendapat dan saran saya mengenai sistem bunga di bank, dan riba. Semoga dapat membantu. Sampai jumpa lagi.

Tuesday, May 28, 2013

[Review] Kelas Tarbiyat 2013 (Jakarta, Bekasi, Bogor)

         28 - 05 - 2013
         06 : 43 PM




         Halo, bertemu lagi dengan saya. Kali ini saya ingin berbagi cerita sedikit tentang event beberapa hari lalu yang saya ikuti. 'Kelas Tarbiyat 2013', ya itulah kira-kira nama acaranya. Acara itu merupakan acara yang diadakan oleh pengurus Ahmadiyyah gabungan dari 3 cabang, yaitu : DKI Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Acaranya 2 hari, 25-26 Mei. Agak sedikit membosankan sih acaranya, tapi lumayan seru sih saya jadi dapat ilmu yang lumayan banyak dan beberapa kenalan baru. Sayang sekali sih waktu itu saya tidak dapat mengutarakan pesan dan kesan untuk acara ini di depan banyak orang, karena memang ternyata tiap kelas hanya 1 perwakilan saja yang ditunjuk untuk mewakilkan pesan dan kesan dari acara tersebut. Karena waktu itu saya berada di kelas B, jadi waktu itu diwakilkan oleh seorang anak berumur 16 tahun kalau tidak salah dan bernama Ifad.
         Sedikit bercerita tentang anak ini. Saya akui anak ini cukup hebat dan luas pengetahuannya tentang Ahmadiyyah, tetapi menurut saya pribadi anak itu biasa saja, atau memang sudah seharusnya seperti itu. Entah mungkin karena sifat saya yang tidak begitu suka mengelu-elukan seseorang. Tapi sepenglihatan saya sepertinya anak itu adalah seorang anak wakaf e-nou. Seorang anak yang sudah di wakafkan oleh orang tuanya sebagai anak yang seluruh jiwa dan raganya diberikan untuk jema'at. Tetapi kalau dia ternyata bukan seorang wakaf e-nou, ya tentu saja menurut saya itu sangat hebat. Karena ia hafal beberapa ayat, hadist, dan sejarah tentang Ahmadiyyah.
         Kenapa saya menggangap biasa kalau ia ternyata adalah seorang wakaf e-nou? Ya karena seorang wakaf e-nou memang seharusnya seperti itu. Tidak seperti yang sudah saya lihat dari beberapa orang wakaf e-nou, yang malah perilaku dan pemahamannya tidak begitu begitu baik tentang Ahmadiyyah. Malah ada yang kuliah dan sebagainya. Entah mungkin saya yang salah dan terlalu berlebihan menilainya. Tetapi menurut saya seorang wakaf e-nou itu tidak perlu kuliah. Tidak perlu mendalami ilmu-ilmu duniawi yang spesifik. Cukup ketahui ilmu-ilmu duniawi yang umum saja, setelah itu perdalam ilmu-ilmu keagamaan / kerohanian. Sehingga dapat bertabligh dan meluruskan kekeliruan orang-orang dalam memandang Ahmadiyyah.
         Yah, itu hanya pendapat saya saja sih. Karena sepertinya yang telah saya lihat-lihat, seorang wakaf e-nou itu baru akan mewakafkan dirinya setelah umur 20++. Padahal menurut saya lebih baik dari sejak kecil sudah mewakafkan dirinya, sehingga umur belasan sudah dapat seperti Ifad. Yah, hanya pendapat saya pribadi saja sih. Tidak ada maksud menyalahkan atau membenarkan.
         Sebagai penutup, saya ingin sedikit menambahkan dan sharing tentang proses saya mengenal Ahmadiyyah. Jadi begini, yang dikatakan para mubaligh-mubaligh Ahmadiyyah tentang pernikahan seorang Ahmadi dengan non-Ahmadi yang walaupun seorang non-Ahmadi itu akhirnya baiat / masuk ke jema'at, tetapi akhirnya anak dan keturunannya kebanyakan itu terpencar-pencar atau terputus dari jema'at. Ya, itu adalah benar. Karena saya sendiri adalah orang yang seperti itu. Almarhum Ibu saya adalah seorang Ahmadi dari keturunan Ahmadi, lalu Ayah saya seorang Ahmadi yang masuk ke jema'at (mungkin) karena Ibu saya. Setelah Ibu saya meninggal, saya masih kecil, baru berumur 1 atau 2 tahun mungkin. Lalu Ayah saya tidak begitu lama menikah lagi, dan akhirnya lama-kelamaan terputuslah dari jema'at. Saya pun akhirnya besar dan tumbuh bersama Ayah dan Ibu tiri saya. Saya juga cenderung lebih sering berinteraksi dan lebih dekat dengan keluarga Ayah saya. Saya tidak begitu dekat atau mungkin bisa di bilang jauh dengan keluarga Ibu saya (yang rata-rata adalah orang jema'at semua). Saya pun tumbuh, besar, dan belajar agama di kalangan NU dan Muhammadiyah. Karena di rumah saya memang ada 2 masjid, 1 masjid NU yang lumayan dekat dengan rumah. Dan satu masjid Muhammadiyah yang lumayan jauh dari rumah. Tetapi tiap minggu saya lebih sering ngaji di masjid Muhammadiyah, karena memang jadwal pengajian mingguan di masjid Muhammadiyah itu lebih banyak (Jumat maghrib, Sabtu maghrib, Minggu maghrib, Minggu Isya), dibandingkan di masjid NU (Sabtu maghrib, Minggu subuh).
         Saya bisa di bilang cukup paham tentang ajaran dan perbedaan antara 2 ormas tersebut, dan saya juga mendengar cukup banyak tentang Ahmadiyyah dari lingkungan sekitar juga. Waktu itu saya juga adalah orang yang sependapat bahwa Ahmadiyyah itu adalah sesat, tetapi saya tak pernah sependapat tentang kekerasan dalam masalah beragama. Karena memang yang saya pelajari Islam itu bukanlah mengajarkan kekerasan dalam hal seperti itu. Yang paling saya ingat, di Al-Qur'an banyak atau mungkin ada belasan ayat yang mengatakan tentang 'Bagimu agamamu, bagiku agamaku', 'sembah apa yang ingin kamu sembah, aku pun juga menyembah apa yang ingin aku sembah'. Ya, banyak sekali saya rasa ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits yang bermakna seperti itu. Jadi mengapa kita harus repot-repot bahkan melakukan kekerasan dalam meluruskan pandangan agama seseorang? Toh di akhirat kita akan di mintai pertanggung jawaban masing-masing.
         Jadi kembali lagi ke topik awal, bagaimana saya bisa kenal Ahmadiyyah? Ya, pada akhirnya saya mengetahui bahwa nenek saya maupun keluarga-keluarga dari Ibu kandung saya rata-rata adalah Ahmadiyyah. Saya pun akhirnya berniat mempelajari agama lebih dalam lagi, agar saya bisa meluruskan nenek saya dan keluarga-keluarga nenek saya. Saya pun akhirnya mempelajari dan menelaah ajaran-ajaran seperti apa saja yang harus di luruskan dari ajaran Ahmadiyyah ini. Tetapi ternyata apa, sepertinya malah pandangan saya selama ini yang keliru dan harus diluruskan tentang Ahmadiyyah, dan terlebih lagi tentang Islam. Sepertinya benar kata-kata seorang mubaligh kemarin yang saya dengar di Kelas Tarbiyat, bahwa ketika masih ada fitrat yang baik pada diri manusia, maka ketika datang kebenaran padanya, ia akan tertarik layaknya magnet kepada kebaikan atau jalan yang benar tersebut.
         Yah, kira-kira seperti itulah cerita bagaimana saya bisa mengenal Ahmadiyyah. Saya pun masih terbilang baru beberapa bulan dan baru belajar ajaran Ahmadiyyah. Tetapi sepanjang saya mempelajari ajaran Ahmadiyyah ini, saya tidak menemui kesalahan atau kemelencengan ajaran yang dapat dikategorikan bahwa Ahmadiyyah ini bukan Islam. Yah seperti itulah kira-kira yang ingin saya sampaikan. Jujur saya sedikit kecewa dengan para jema'at Ahmadiyyah umumnya maupun yang seumuran dengan saya khususnya, yaitu ketika kemarin di tanya apakah ada yang sudah membaca 1 buku karya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad, tetapi ternyata belum ada atau mungkin ada tetapi baru segelintir orang. Saya sedikit kecewa karena saya sendiri yang bisa di bilang 'orang baru' di jema'at ini saja sudah selesai membaca buku Bahtera Nuh. Yah, mungkin karena kebanyakan dari mereka adalah jema'at keturunan, sehingga mungkin itu yang membuat mereka agak sedikit cuek dengan ajaran Ahmadiyyah.
         Padahal menurut saya ajaran Ahmadiyyah ini adalah luar biasa, sebuah ajaran rasulullah saw yang hidup. Bahkan sebelum saya yakin betul akan Ahmadiyyah, ketika saya menelaah karya-karya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad. Saya pun dapat merasakan, bahwa Hadrat Mirza Ghulam Ahmad itu adalah orang yang cerdas, berpengetahuan luas, dan pemberani / tegas. Yah, harapan saya kepada orang-orang pada umumnya dan jema'at Ahmadiyyah pada khususnya, perdalam atau pelajarilah ajaran Ahmadiyyah / Hadrat Mirza Ghulam Ahmad terlebih dahulu sebelum menjudge diri sendiri seorang Ahmadiyyah, ataupun menjudge orang lain non-Muslim dan sebagainya.
         Yah, hanya itu yang kiranya yang dapat saya sampaikan. Sampai bertemu lagi.

Sunday, May 19, 2013

[Review] Tentang Ahmadiyah


         11 : 40 PM
         19 - 05 - 2013



         Halo, sudah lama sekali tidak ada post baru ya. Ngomong-ngomong ini adalah postingan saya yang ke 100 lho (walau sebenarnya ini yang ke 93, tapi ada 7 yang di draft, tidak terasa ya). Ya, tapi pada postingan kali ini saya ingin mengkopas (copy paste) sebuah tulisan yang saya temukan pada blog seseorang yang beralamat disini :
http://nihayaelka.blogspot.com/2010/09/tentang-ahmadiyah_14.html

         Postingan lama sih, tapi sepertinya worth enough untuk dibaca kembali. Ok, jadi langsung saja ya. Berikut postingannya, selamat membaca :

Pak Guntur Romli kemarin habis berkunjung ke markas Ahmadiyah di London.
Saudara-saudara, saya ingin membagi informasi tentang ajaran Ahmadiyah yang saya baca langsung dari kitab karangan pendirinya: Mirza Ghulam Ahmad (MGA). Kitab yang menjadi rujukan saya adalah "al-khazain al-ruhiyah", "al-mawahib al-rahman" yang merupakan terjemahan dari bahasa Urdu Ahmadiyah. Saya akan membagi pembahasan jadi dua, yaitu ajaran-ajaran apa dari mereka yang sama dan ajaran-ajaran apa dari mereka yang berbeda.
Ajaran Ahmadiyah sama dgn mayoritas umat Islam dalam:
1.       Agama mereka adalah Islam, syahadat mereka adalah La ilaaha illahu wa muhammad rasulullah. Penegasan agama Islam dan syahadat ini ditulis oleh Mirza Ghulam Ahmad di Juz 19 al-Khazain al-Ruhiyah-Kitab Mawahib al-Rahman. "Tidak masuk dlm Jemmat kami,kecuali yg memeluk Islam,mengikuti Kitab Allah,sunnah manusia terbaik (Muhammad saw).. dst (MGA). Maka tidak benar kalau menganggap Ahmadiyah adalah agama baru seperti Bahai, Sikh, dst. Ahmadiyah adalah nama ormas keagamaan bukan agama. Ahmadiyah  seperti Muhammadiyah, atau NU, atau Persis, dll (nama ormas keagamaan bukan agama, bukan madzhab fiqh atau firqah).
Penegasan ini brasal dr pendirinya Mirza Ghulam Ahmad bahwa tidak seorang pun yang boleh masuk jemaat kami (#ahmadiyah) kecuali dia muslim. Penghakiman terhadap Ahmadiyah bersumber dari sas-sus, fitnah untuk tujuan di luar dakwah Islam, tpi soal kekuasaan. Saya telah mengunjungi dua masjid Ahmadiyah di London, yang pertama London Mosque (al-fadl) mesjid tertua di Inggris (thn 20-an) dan Baytul Futuh. Tidak benar kalau pengikut Ahmadiyah hajinya ke Qadian-India atau ke London, ini fitnah besar. Pengikut Ahmadiyah yg ke London atau ke Qadian untuk mengikuti "Jalsa Salanah" annual meeting 'pertemuan tahunan' di Indonesia pun ada.

2.       Ahmadiyah percaya Muhammad SAW sebagai "Khatam al-Nabiyyin" ('penutup nabi2')-sprti ditegaskan oleh MGA dalam "Mir'ah Kamalat Islam".

3.       Ahmadiyah percaya tidak ada kitab suci selain al-Quran yang di dalamnya Kalam Ilahi, syariat sempurna & terakhir. Oleh karena itu, yg menuduh Ahmadiyah punya kitab suci selain al-Qur’an yang disebut-sebut tadzkirah adalah fitnah & dusta besar. Tadzkirah yang berasal dari ucapan, catatan, dan ilhamat Mirza Ghulam Ahmad dibukukan 27 tahun setelah MGA wafat bukan kitab suci Ahmadiyah.

4.       Rukun Islam Ahmadiyah ada (5): syahadat, shalat, puasa, zakat & haji ke baitullah di Mekkah. Dlm ibadat Ahmadiyah  ikut madzhab Hanafi.

5.       Apa yg diharamkan oleh Allah & Rasul-Nya pengikut Ahmadiyah  juga haramkan ini ditegaskan dalam kitab Nur al-Haqq
Kesimpulan, rukun Iman (6) dan rukun Islam (5) pengikuti Ahmadiyah  sama dengan mayoritas umat Islam sedunia.
Ahmadiyah  shalat 5 waktu (bukan 3 waktu seperti Syiah) jumlah rakaat sama, bunyi adzan sama (kalau Syiah beda), dalam subuh tak ada qunut. Dalam shalat Ahmadiyah seperti Muhammadiyah tidak ada zikir setelah shalat, doanya tidak nyaring, tidak ada qunut, tidak ada shalawat di antara 2 khutbah.
1.        Ahmadiyah percaya wahyu itu berlanjut, namun hanya "wahyu tabsyiri wal indzari" (wahyu dakwah) bukan "wahyu tasyrii" (wahyu syariat). Ahmadiyah  percaya Mirza Ghulam Ahmad dapat wahyu, tapi isinya bukan syariat baru, tapi penegasan pada syariat Muhammad SAW. Apakah wahyu bisa diturunkan pada selain Nabi? Jawabnya bisa. Ibu Musa as dapat wahyu di surat al-qashash ayat 8. Selain Ibu Musa, Maryam menerima kalam dari malaikat (al Imran ayat 46), atau al-hawariyun –pengikut setia Isa (al-maidah ayat 112). Wa idz awhaytu ila al-hawariyyina an aminu bi wa bi rusuli  - saat Kuwahyukan pada pengikut setia Isa,untuk beriman pada-Ku & RasulKu" (al-maidah 112).
Kesimpulan dari dalil-dalil tadi wahyu bisa diturunkan Allah pada selain Nabi, Ibu Musa, Maryam, pengikut Isa tapi bukan "wahyu syariat". Benar Mirza Ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu, tapi BUKAN WAHYU SYARIAT, wahyu itu tdk membatalkan syariat Muhammad SAW. Mohon anda baca kembali istilah wahyu ayat-ayat Qur’an yang diturunkan selain Nabi, atau bahkan pada tumbuhan dan binatang, tapi bukan wahyu syariat.
2.       Ahmadiyah percaya semua nabi tubuhnya adalah manusia biasa, dan akan berakhir sprti manusia biasa (mati), dmikian jga Isa as. Yang membedakan Ahmadiyah dengan umat Islam yang lain yaitu, bagi ahmadiyah Isa telah wafat, tidak hidup jasmani-rohani nya di langit. Ahmadiyah  dengan argumentasi nalar dan teks menolak bahwa saat ini Nabi Isa masih hidup, berada di langit, tubuh & ruhnya dan akan datang lagi. Ahmadiyah  percaya Nabi Isa as, seperti nabi-nabi yang lain, tubuhnya manusia dan punya ajal, tubuh punya umur. Karena Ahmadiyah percaya nabi Isa telah wafat, maka mesias dan imam mahdi-ratu adil yg dijanjikan-adalah orang lain,bukan Nabi Isa yang wafat. Ahmadiyah  percaya orang yang sudah wafat tidak akan kembali ke dunia ini, sprti halnya Nabi Isa as. Ia tidak akan kembali lagi ke dunia. Keyakinan Ahmadiyah ini lebih rasional dibanding kebanyakan umat Islam yang percaya Isa sebagai manusia masih hidup tubuhnya & berada di langit.
Dibanding Iman Syiah 12 Imam (yang ada di Iran) mereka percaya imam ke-12 yang ada di abad pertengahan masih hidup dan akan kembali ke dunia. Arti "rafa'a" dlm quran untuk Isa as, bukan Allah "mengangkat" jasad  dan ruhnya ke langit, tapi "mengangkat derajatnya" (mulia).
3.       Kalau bagi mayoritas umat Islam, mesias (al-masih) dan Imam Mahdi belum turun, bagi Ahmadiyah sudah turun yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Dengan catatan keras: Mesias dan Imam Mahdi ini memperkuat syariat Muhammad SAW, tidak boleh menambah atau mengurangi sedikit pun. Karena nubuat2 ini harus diletakkan dalam doktrin bahwa Mesias itu adalah seorang nabi (tanpa syariat) yg memperkokoh syariat Muhammad saw.
Jadi meski Ahmadiyah percaya Mirza Ghulam Ahmad seorang nabi (Mesias) dan dapat wahyu, tapi TIDAK ADA SYARIAT BARU. Ibadat mereka sama dengan yang lain.
Banyak yang salah paham, dikiranya keyakinan Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan mendapat wahyu otomatis mengubah syariat Muhammad? Salah besar itu. Jangan menutup mata, bahwa keyakinan Ahmadiyah terhadap Mirza Ghulam Ahmad ada landasan teks dan rasional, mereka berhak untuk percaya. Keyakinan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tidak mengubah syahadat, hanya diucapkan dlm bay'at unt masuk jemaat Ahmadiyah. Nama Mirza Ghulam Ahmad dan wahyunya tidak disebut dalam bacaan shalat, tidak pula di masjid-masjid Ahmadiyah. Foto Mirza Ghulam Ahmad dan penggantinya (khulafa') memang dipasang di kantor2 Ahmadiyah tapi tidak di masjid. Di masjid-masjid Ahmadiyah hanya ada syahadat dan ayat-ayat al Quran, tidak ada foto Mirza Ghulam atau ucapan-ucapannya.
Anda yg mau mengetahui ajaran Ahmadiyah bacalah dari buku-buku aslinya bukan kutipan-kutipan dari musuh-musuh mereka :)
Kesimpulan saya : rukun iman dan Islam Ahmadiyah sama dengan mayoritas Islam, bedanya Mesias & Imam Mahdi bagi mereka sudah datang, sedangkan bagi yang lain belum.
Ibadat Ahmadiyah sama dgn umat Islam yang lain, secara madzhab fiqh mereka ikut Imam Hanafi (Imam fiqh pertama dlm 4 Madzhab). Ada kaidah fiqh yang sering dikutip GusDur qawl al-mujtahidi 'an khashmihi laa yu'khadz (pendapat mujtahid tentang lawannya tak bisa diambil). Oleh karena itu, pendapat MUI, FPI, FUI,HTI atau siapapun yg memusuhi Ahmadiyah  tidak bisa diandalkan, karena mereka punya bias-permusuhan. Ada kaidah fiqh yang lain juga untuk tidak mudah menghakimi, "idra'uu al-syubhaat" (hindari perkara-perkara yang belum jelas).
Semoga saya dijauhkan dari keangkuhan menganggap diri bisa menghakimi orang lain dalam soal iman.
Saya telah melihat tata-cara ibadah Ahmadiyah sampai pemimpin tertinggi mereka yg dipanggil "hudhur", masjid-masjid mereka, tidak ada perbedaan. Isi dari 'Jalsah Salanah' adalah ceramah-ceramah dan shalat tahajud, tidak ada ritual dan ibadat baru yang tidak dikenal Islam. Saya menyimpan foto-foto masjid-masjid Ahmadiyah di inggris dari luar hingga bagian dalam. Di luarnya ada kalimat syahadat dan di dalamnya ada ayat-ayat Qur’an. Tidak ada foto Mirza Ghulam dan kutipan kata-katanya di masjid-masjid Ahmadiyah, tidak ada kultus luar biasa padanya di jemaat #ahmadiyah. Setiap masjid Ahmadiyah ada kalimat syahadat "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah", tidak benar ada tambahan Mirza Ghulam nabi Allah. Kalau ada yang bilang: syahadat Ahmadiyah itu beda, shalatnya beda, puasanya beda, zakatnya beda, hajinya beda: ini fitnah besar!
Orang Ahmadiyah dari Pakistan memang tidak bisa naik haji ke Mekkah, karena di paspor mereka dipaksa ditulis agama mereka Ahmadi bukan Islam. Orang-orang Ahmadiyah Pakistan kalau mau naik haji pakai paspor Inggris atau India yang tak cantumkan agama di paspor mereka.
Apakah mayoritas umat Islam di Indonesia memusuhi Ahmadiyah? Tidak benar, kalau benar mereka takkan hidup di sini sejak tahun 20-an. Benar kalau mayoritas umat Islam di Indonesia berbeda dalam beberapa poin ajaran dengan Ahmadiyah tapi berbeda bukan berarti memusuhi.
Namun hal yang berkaitan dgn ibadah-ibadah mahdlah, hal yang "al-ma'lum min al-din bi al-dlarurah", Ahmadiyah sama dengan mayoritas umat Islam Indonesia. Perdebatan kelompok Islam yang lain dengan Ahmadiyah sudah terjadi sejak lama, tapi tindakan kekerasan ini fenomena baru. Saya sering ditanya kenapa Ahmadiyah sangat dibenci? Lalu saya balik Tanya, kenapa baru sekarang mereka dibenci? Mereka di Indonesia sejak tahun 20-an lhoo!
Saat ini, seolah-olah sudah jadi parameter-tapi tolol-yang mau dianggap Islamnya bener maka harus membenci dan membubarkan Ahmadiyah. Kalau itu dipakai, maka KH Hasyim Asy'ari pendiri NU bisa dituding Islamnya nggak bener , karena tidak pernah ada fatwa membubarkan Ahmadiyah.
Yang belum pernah shalat, masuk masjid Ahmadiyah atau baca kitab-kitabnya tolong jangan sok tahu dank oar-koar tentang Ahmadiyah, anda cuma nelan fitnah. Siapa yg bilang ini: kebohongan kalau diulang-ulang suatu saat akan jadi kebenaran. Inilah yg terjadi pada #ahmadiyah. Banyak bukti : saksi, rekaman video, foto FPI lakukan aksi-aksi kekerasan, divonis pun sudah. Tapi Ahmadiyah tidak pernah lakukan kekerasan.
Kata siapa orang Ahmadiyah tidak bisa shalat dengan muslim yang lain?Atau muslim yang lain dilarang shalat di masjid Ahmadiyah? Buktikan dulu. ‘ala kulli hal Ahmadiyah sudah ada zaman Hadlratu Syekh Hasyim Asy'ari, tidak ada fatwa bubarkan ahmadiyah, saya manut beliau. Kalau memang Ahmadiyah boleh dibubarkan, sudah bisa sejak zaman KH Hasyim Asy'ari atau KH Wahid Hasyim yang jadi Menteri Agama yang pertama.
Kalau ada orang NU yang mau bubarkan Ahmadiyah, berarti ia anggap dirinya lebih dari Hadlratu Syaikh Hasyim Asyari. Seharusnya Surya Darma Ali Menteri Agama sekarang mengikuti KH Wahid Hasyim Menteri Agama pertama yang melindungi Ahmadiyah. Kiai-kiai NU yg ikut2an mau bubarin Ahmadiyah itu kiai-kiai baru yang amalannya "kursi fulitik" bukan "ayat kursi" :)
Pertanyaan yg harus dijawab, mengapa baru sekarang Ahmadiyah dimusuhi padahal mereka sudah ada di negeri ini sejak tahun 20-an? Kenapa baru Menteri Agama sekarang Surya Darma Ali yang mau bubarkan Ahmadiyah  sementara Menteri Agama pertama KH Wahid Hasyim lindungi mereka? GusDur tegas membela Ahmadiyah  sebagai hak konstitusional, sebagai warga-negara bukan sebagi ajaran. Jadi, sikapi Ahmadiyah  sebagai warga-negara. Bagi anda yang tak setuju ajaran Ahmadiyah, tanamkan tasamuh (toleransi) sikapi mereka seperti GusDur menyikapinya sebagai warga-negara.
Anda kalau mau belajar NU, mau tahu NU ya ke GusDur, sanad beliau nyambung,msh bertemu KH Hasyim Asyari,KH Wahid Hasyim,KH Wahab, KH Bisyri. Ajaran, tafsir dan tradisi NU yg otoritatif menurut saya melalui #GusDur,yg punya darah,ideologi&karamah tokoh2 NU,tolong jgn sebut yg lain
Selama KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, KH Wahab, KH Bisyri, dan KH Abdurrahman Wahid tidak berfatwa bubarkan Ahmadiyah saya pun tidak! GusDur pernah ditanya, Gus Ahmadiyah  sesat karena ngaku terima wahyu Respon GusDur "gitu aja kok sesat, gimana Wahyu Sihombing"
Kesimpulan saya dr bacaan, amatan & pengalaman langsung, rukun Islam Ahmadiyah  sama persis! Nama Mirza Ghulam Ahmad tidak disebut dalam syahadat atau shalat hanya dalam bay'at (ikrar masuk jemaat) Ahmadiyah. Orang mau yg masuk tarekat saja ada bay'at untuk taat pada Allah, Rasululullah, Syaikh Pendiri Tarekat dan Syaikh yang bai’at dia, begitu pula Ahmadiyah. Ahmadiyah  tidak bisa dikafirkan karena mereka syahadat, shalat, puasa, berhaji, zakat, ikuti Qur’an & Sunnah Nabi. Mereka muslim. Sekali lagi anda yang tidak bisa terima ajaran Ahmadiyah (meskipun mayoritas sama) tasamuhlah (toleran) sikapi mrka sbgai warga-negara. Tak sedikit yang benci Ahmadiyah karena tidak tahu, seperti pepatah: al-nasu a'da'u ma jahilu (manusia cenderung memusuhi yang tak diketahuinya).
Informasi tentang Ahmadiyah yang dianggap kebenaran sebenarnya tak lebih kebohongan yang diulang-ulang. Sekian sekedar berbagi informasi tentang Ahmadiyah yang berasal dari bacaan, amatan dan pengalaman pribadi saya langsung berinteraksi dgn mereka.
Kalau ada yang sibuk ngurusin keyakinan Ahmadiyah, emang siapa Yang punya surga dan neraka? Kuu anfusakum wa ahlikum nara (jaga dirimu dan keluargamu dari neraka).

-Guntur Romli-
Penulis, Aktivis, dan Kurator di Komunitas Salihara, Jakarta
 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design