Sunday, November 3, 2013

[Catatan] Ayat Al-Qur'an 2

         04 - 11 - 2013
         06 : 00 AM



        
أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ ۚ بَلْ لَا يُؤْمِنُونَ
Ataukah mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman.
فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ
Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar. (Surat 52 ayat 33-34) 

ذَٰلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَىٰ
Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.  (Surat 53 ayat 30)
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ۚ هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَإِذْ أَنْتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.  (Surat 53 ayat 32) 


كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman).  (Surat 54 ayat 9)
فَقَالُوا أَبَشَرًا مِنَّا وَاحِدًا نَتَّبِعُهُ إِنَّا إِذًا لَفِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ
Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila". 
أَأُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ
Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong. 
سَيَعْلَمُونَ غَدًا مَنِ الْكَذَّابُ الْأَشِرُ
Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong.  (Surat 54 ayat 24-26)

آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ ۖ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. 
وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۙ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman. (Surat 57 ayat 7-8)

الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ ۖ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلَّا اللَّائِي وَلَدْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ
Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. 
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نُهُوا عَنِ النَّجْوَىٰ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَيَتَنَاجَوْنَ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُولِ وَإِذَا جَاءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ ۚ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا ۖ فَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 
اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. 
كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Surat 58 ayat 2,8,11,16,21)












Thursday, October 24, 2013

[Catatan] Ayat Al-Qur'an 1

         25 - 10 - 2013
         09 : 34 AM



         Sudah lama sekali tidak ada postingan baru sejak saya mulai menyusun skripsi saya, jadi saya memutuskan untuk posting yang simple dan ringan saja, tapi penting. Yaitu kumpulan potongan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menurut saya penting untuk orang-orang ketahui. Dahulu saya sering mencatat ayat-ayat suci Al-Qur'an yang menurut saya penting di buku catatan, sekarang saya memutuskan untuk memulainya lagi dengan mencatatnya di blog agar yang lain bisa tahu juga. Tetapi saya akan mulai tidak dari awal (Al-Fatihah), karena bacaan saya saat ini sudah sampai tengah, jadi saya akan mulai dari dimana saya saat ini membaca saja. Nanti kalau sudah sampai akhir surat, maka akan kembali lagi ke awal. Ok, mari kita mulai catatan part 1.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.(surat 49 ayat 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.(surat 49 ayat 11)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.(surat 49 ayat 12)   

بَلْ عَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ فَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا شَيْءٌ عَجِيبٌ
(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: "Ini adalah suatu yang amat ajaib".(surat 50 ayat 2)
 
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ ۖ وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِجَبَّارٍ ۖ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ
Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.(surat 50 ayat 45)

إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ
sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat, 
يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ
dipalingkan daripadanya (Rasul dan Al-Quran) orang yang dipalingkan. 
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ
Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta,  
الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ
(yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai, 
(surat 51 ayat 8-11)

كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila".  
أَتَوَاصَوْا بِهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ
Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas. 
(surat 51 ayat 52-53)

أَمْ يَقُولُونَ شَاعِرٌ نَتَرَبَّصُ بِهِ رَيْبَ الْمَنُونِ
Bahkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang penyair yang kami tunggu-tunggu kecelakaan menimpanya". 
قُلْ تَرَبَّصُوا فَإِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُتَرَبِّصِينَ
Katakanlah: "Tunggulah, maka sesungguhnya akupun termasuk orang yang menunggu (pula) bersama kamu". 
(surat 52 ayat 30-31) 

Tuesday, September 3, 2013

[Lyric] Fujii Fumiya - Boy's Heart

          04 - 09 - 2013
          11 : 03 AM




Lyrics : Fujii Fumiya
Music : Yashiki Gouta
Arrangement : Yashiki Gouta 
Vocal : Fujii Fumiya

Romaji Lyric :

naze  naze 
kokoro ga itamu to namida ni naru    
naze  naze 
namida ga ochiru to hitori ni naru 
chiisana hiza kakae 
tooku o mata miageru 
hiroi  hiroi  sono sora yori 
motto hiroi hazu da 
takai  takai ano kumo yori 
motto takai hazu da 
kimi no kokoro mo 
naze  naze 
kokoro o hiraku to egao ni naru 
naze  naze 
egao o miteru to yuuki ni naru

ookina yume kakae 
tooku o mata miageru 
hiroi  hiroi  kono sora yori 
motto hiroi hazu da 
takai  takai ano kumo yori 
motto takai hazu da 
tooi  tooi  ano hoshi yori 
motto tooi hazu da 
yukou  yukou  ryoute hiroge 
kitto yukeru hazu da 
kimi no kokoro mo

Indonesia Lyric *by me* :

Mengapa,
Kamu menangis saat hatimu merasa sakit?
Mengapa, 
Kamu merasa kesepian saat air matamu menetes?
Sementara itu kamu terus memeluk lututmu.

Suatu saat kamu akan mendapatkan 
Sesuatu yang lebih luas, lebih luas dari langit.
Bahkan lebih luas lagi.
Sesuatu yang lebih tinggi, lebih tinggi dari awan.
Bahkan lebih tinggi lagi.

Belahan jiwamu.

Mengapa,
Kamu menjadi tersenyum saat kamu membuka hatimu?
Mengapa,
Kamu menjadi berani saat kamu melihat senyuman?
Sementara itu kamu terus memimpikan sesuatu yang hebat.

Suatu saat kamu akan mendapatkannya
Sesuatu yang lebih luas, lebih luas dari langit.
Bahkan lebih luas lagi.
Sesuatu yang lebih tinggi, lebih tinggi dari awan.
Bahkan lebih tinggi lagi.
Sesuatu yang lebih jauh, lebih jauh dari bintang.
Bahkan lebih jauh lagi.
Pergilah mencari, dengan membentangkan lenganmu.
Kamu akan mendapatkannya 

Belahan jiwamu.

Sunday, June 16, 2013

Tugas 4 English Business

         16 - 06 - 2013
         11 : 16 PM




         Page 100. Chapter 5.
         Latihan 7.

         6. Is played with a ball on a large field
             This is the kind of game that played with the ball on a large field. What could it be?
             It could be a baseball. It might be a football. It may be a basketball.


         7. Has (three) stories/storeys and is made of (brick)
             It has three storeys and is made of brick. What might it be?   
             It might be a house. It could be a hotel. It may be an apartment.

         8. Has four legs and is found on a farm.
             I'm thinking of something has four legs that you can find on a farm. What may it be?
             It may be a sheep. It might be a cow. It could be a horse.

         9. Is green and we can see it out that window
             I'm thinking of something that is green and you can see it outside that window. What could it be?
             It could be a leaf. It might be a grass. It may be a snake.

       10. Is sweet and you can eat it
             I'm thinking of something that is sweet and you can eat it. What could it be?
             It could be a candy. It may be an ice cream. It might be a chocolate.                      

Tulisan 4 English Business

         16 - 06 - 2013
         10 : 55 PM




         Make 3 sentences using may and 3 sentences using can to express permission.

         - May I help you, sir?
         - May I talk to you?
         - You may have a dinner.

         - You can use my car if you like.
         - Can I borrow your pen?
         - Can I leave now?

Thursday, June 6, 2013

[Review] Bunga Bank, dan Riba

         06 - 06 - 2013
         11 : 34 PM




         Here we go, kali ini saya ingin membahas mengenai sistem bunga di Bank, dan Riba. Menarik sekali ya, kebetulan belum lama juga saya mendengar pertanyaan ini diajukan kepada seorang mubaligh pada kelas tarbiyat kemarin. Jadi kata beliau begini, memang menggunakan bunga di bank itu tidak boleh, karena itu seperti halnya riba. Ada baiknya kalau kita tidak menggunakan bunga bank tersebut. Lalu beliau mengatakan sebuah dalil, bahwa pada akhirnya zaman (tepatnya kira-kira ya saat ini atau sekarang ini, karena memang jema'at Ahmadiyyah mengakui bahwa Imam Mahdi yang dijanjikan muncul di akhir zaman telah turun) dunia akan gelap gulita. Manusia akan di kelilingi oleh kegelapan, tetapi kita harus tetap berlari menuju cahaya, meskipun cahaya itu kecil.
         Jadi pengertiannya menurut saya seperti ini, pada akhir zaman kita akan di kelilingi oleh hal-hal yang bersifat dosa. Seperti halnya perzinaan sudah merajalela bagai sesuatu hal yang sudah tidak asing, memperlihatkan aurat sudah hal yang biasa, pergaulan pria dan wanita sudah tak ada batasan, dsb. Begitu pula tidak menutup kemungkinan pada riba, sistem riba yang dikemas menjadi sebuah tempat penyimpanan uang. Sangat sulit sekali untuk kita terlepas dari kegelapan ini. Karena memang kegelapan ini sudah mengelilingi kita. Mau tidak mau atau suka tidak suka, kita akan masuk dalam kegelapan ini, yaitu akhirnya kita akan menggunakan Bank juga. Akan menyulitkan kalau kita tidak menggunakan Bank, karena perusahaan-perusahaan pun sekarang tidak mau memberi gaji secara cash. Mau nya karyawan harus punya rekening sehingga gajinya dapat di transfer. Yah, seperti inilah akhir zaman. Lalu kita harus bagaimana agar harta kita suci dari riba seperti itu?
         Lebih lanjut beliau menjelaskan, kalau bunga itu tidak apa kalau dibayar juga dengan bunga. Dalam artian begini, misal kita menabung di Bank 100 juta, lalu dapat bunga 1 juta. Lalu kita pinjam uang di Bank 10 juta, dan diberi bunga 1 juta. Maka 1 juta itu kita bayar dengan bunga yang kita dapat tadi, maka itu tidak apa, insya Allah harta kita bersih. Lalu beliau menambahkan lagi, kalau kita dapat mengamalkan atau mensedekahkan bunga tersebut untuk perkembangan agama dan yang membutuhkan, maka insya Allah harta kita juga bersih. Jadi kira-kira inti dari perkataan beliau adalah, kita tidak apa menggunakan bank, tetapi bunga pada bank itu tidak boleh kita gunakan untuk kepentingan kita pribadi. Lalu tentang hal ini, seorang mubaligh yang lain juga mengingatkan bahwa kita perbanyak istighfar saja, memohon ampun kepada Allah. Karena segala petunjuk dan kebenaran hanya datang dari Allah. Kita hanya manusia biasa, hanya bisa berusaha sebisa mungkin menghindari dosa, tetapi kita tidak akan bisa luput dari dosa. Kita hanya bisa berusaha, Allah yang akan menentukan. Karena itu perbanyaklah berdoa dan memohon ampunan kepada Allah.
         Menanggapi pernyataan beliau. Saya setuju sih dengan pendapat beliau, bahwa sebaiknya bunga di bank itu tidak digunakan. Akan tetapi kalau saya boleh sedikit mengutarakan pendapat, menurut saya bunga di bank itu sama saja dengan berbagi keuntungan. Dalam artian begini, kita menabung di bank berarti kita sama dengan memberi pinjaman kepada bank tersebut untuk mengolah kembali uang tersebut menjadi sesuatu yang lebih menguntungkan. Nah bunganya itu seperti suatu pembagian keuntungan yang didapat dari pengolahan tadi. Mirip seperti halnya pengembalian uang yang adil secara Islam. Islam mengajarkan bahwa dalam pembayaran hutang-piutang, kita harus bergantung dengan harga emas saat itu dan sekarang. Misal, si A meminjam uang 10 ribu pada tahun 1900 dimana harga emas 10 ribu/gram. Lalu si A ingin mengembalikan uang pinjaman itu pada tahun 2000 dimana harga emas sudah 20 ribu/gram. Tidak bisa si A mengembalikannya hanya dengan 10 ribu saja, ia harus mengembalikannya 20 ribu. Karena harga emas pada tahun 1900 dengan tahun 2000 sudah berbeda. Seperti inilah Islam, mengajarkan cara-cara keadilan. Akan sangat tidak adil kan, kalau kita dengan sangat susah payah mendapatkan uang 10 ribu lalu di pinjam orang, setelah itu 100 tahun kemudian dimana uang 10 ribu sudah tidak berarti apa-apa orang tersebut baru mengembalikan. Itu kan sangat tidak adil.
         Yah seperti itulah kira-kira yang saya tangkap, walaupun saya juga termasuk orang yang tidak membenarkan sistem bunga di bank. Karena menurut saya, sudah dapat menabung di bank saja itu sudah sesuatu yang Alhamdulillah. Saya jadi tidak perlu lagi membawa uang kertas banyak-banyak kemana-mana, cukup dengan membawa selembar kartu atm saja. Jadi saya rasa tidak perlu lah kita mengambil atau menggunakan bunga yang diberikan oleh bank kepada kita, karena bank sendiri sudah memberikan sesuatu yang cukup menguntungkan buat kita.
         Lalu bagaimana dengan orang yang bekerja di bank? Hmm, jujur saja saya belum pernah ya mendengar pertanyaan yang seperti itu. Kalau begitu saya akan berikan pendapat saya pribadi. Menurut saya hampir sama saja sih dengan sistem bunga tadi, apalagi kalau di telaah, posisi orang yang bekerja di bank berarti kira-kira sebagai si peminjam uang. Dimana si peminjam mengembalikan uang pinjamannya lebih kepada si pemberi pinjaman (nasabah). Bukankah itu sangat baik dan di anjurkan? Bahwa kalau kita meminjam uang, kembalikanlah dengan baik (diberi tambahan bonus atau dengan hadiah dsb), sehingga si pemberi pinjaman senang dengan kita. Tapi yah intinya kalau memang niat kita baik untuk bekerja ya jalani saja. Tetapi kalau kita ragu akan pekerjaan itu baik atau buruk, ya kita perbanyak berdoa dan istighfar saja. Memohon petunjuk agar kalau pekerjaan itu buruk, semoga di berikan pekerjaan pengganti yang baik dan tidak menimbulkan perasaan ragu lagi.
         Yah, kira-kira seperti itulah pendapat dan saran saya mengenai sistem bunga di bank, dan riba. Semoga dapat membantu. Sampai jumpa lagi.

Tuesday, May 28, 2013

[Review] Kelas Tarbiyat 2013 (Jakarta, Bekasi, Bogor)

         28 - 05 - 2013
         06 : 43 PM




         Halo, bertemu lagi dengan saya. Kali ini saya ingin berbagi cerita sedikit tentang event beberapa hari lalu yang saya ikuti. 'Kelas Tarbiyat 2013', ya itulah kira-kira nama acaranya. Acara itu merupakan acara yang diadakan oleh pengurus Ahmadiyyah gabungan dari 3 cabang, yaitu : DKI Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Acaranya 2 hari, 25-26 Mei. Agak sedikit membosankan sih acaranya, tapi lumayan seru sih saya jadi dapat ilmu yang lumayan banyak dan beberapa kenalan baru. Sayang sekali sih waktu itu saya tidak dapat mengutarakan pesan dan kesan untuk acara ini di depan banyak orang, karena memang ternyata tiap kelas hanya 1 perwakilan saja yang ditunjuk untuk mewakilkan pesan dan kesan dari acara tersebut. Karena waktu itu saya berada di kelas B, jadi waktu itu diwakilkan oleh seorang anak berumur 16 tahun kalau tidak salah dan bernama Ifad.
         Sedikit bercerita tentang anak ini. Saya akui anak ini cukup hebat dan luas pengetahuannya tentang Ahmadiyyah, tetapi menurut saya pribadi anak itu biasa saja, atau memang sudah seharusnya seperti itu. Entah mungkin karena sifat saya yang tidak begitu suka mengelu-elukan seseorang. Tapi sepenglihatan saya sepertinya anak itu adalah seorang anak wakaf e-nou. Seorang anak yang sudah di wakafkan oleh orang tuanya sebagai anak yang seluruh jiwa dan raganya diberikan untuk jema'at. Tetapi kalau dia ternyata bukan seorang wakaf e-nou, ya tentu saja menurut saya itu sangat hebat. Karena ia hafal beberapa ayat, hadist, dan sejarah tentang Ahmadiyyah.
         Kenapa saya menggangap biasa kalau ia ternyata adalah seorang wakaf e-nou? Ya karena seorang wakaf e-nou memang seharusnya seperti itu. Tidak seperti yang sudah saya lihat dari beberapa orang wakaf e-nou, yang malah perilaku dan pemahamannya tidak begitu begitu baik tentang Ahmadiyyah. Malah ada yang kuliah dan sebagainya. Entah mungkin saya yang salah dan terlalu berlebihan menilainya. Tetapi menurut saya seorang wakaf e-nou itu tidak perlu kuliah. Tidak perlu mendalami ilmu-ilmu duniawi yang spesifik. Cukup ketahui ilmu-ilmu duniawi yang umum saja, setelah itu perdalam ilmu-ilmu keagamaan / kerohanian. Sehingga dapat bertabligh dan meluruskan kekeliruan orang-orang dalam memandang Ahmadiyyah.
         Yah, itu hanya pendapat saya saja sih. Karena sepertinya yang telah saya lihat-lihat, seorang wakaf e-nou itu baru akan mewakafkan dirinya setelah umur 20++. Padahal menurut saya lebih baik dari sejak kecil sudah mewakafkan dirinya, sehingga umur belasan sudah dapat seperti Ifad. Yah, hanya pendapat saya pribadi saja sih. Tidak ada maksud menyalahkan atau membenarkan.
         Sebagai penutup, saya ingin sedikit menambahkan dan sharing tentang proses saya mengenal Ahmadiyyah. Jadi begini, yang dikatakan para mubaligh-mubaligh Ahmadiyyah tentang pernikahan seorang Ahmadi dengan non-Ahmadi yang walaupun seorang non-Ahmadi itu akhirnya baiat / masuk ke jema'at, tetapi akhirnya anak dan keturunannya kebanyakan itu terpencar-pencar atau terputus dari jema'at. Ya, itu adalah benar. Karena saya sendiri adalah orang yang seperti itu. Almarhum Ibu saya adalah seorang Ahmadi dari keturunan Ahmadi, lalu Ayah saya seorang Ahmadi yang masuk ke jema'at (mungkin) karena Ibu saya. Setelah Ibu saya meninggal, saya masih kecil, baru berumur 1 atau 2 tahun mungkin. Lalu Ayah saya tidak begitu lama menikah lagi, dan akhirnya lama-kelamaan terputuslah dari jema'at. Saya pun akhirnya besar dan tumbuh bersama Ayah dan Ibu tiri saya. Saya juga cenderung lebih sering berinteraksi dan lebih dekat dengan keluarga Ayah saya. Saya tidak begitu dekat atau mungkin bisa di bilang jauh dengan keluarga Ibu saya (yang rata-rata adalah orang jema'at semua). Saya pun tumbuh, besar, dan belajar agama di kalangan NU dan Muhammadiyah. Karena di rumah saya memang ada 2 masjid, 1 masjid NU yang lumayan dekat dengan rumah. Dan satu masjid Muhammadiyah yang lumayan jauh dari rumah. Tetapi tiap minggu saya lebih sering ngaji di masjid Muhammadiyah, karena memang jadwal pengajian mingguan di masjid Muhammadiyah itu lebih banyak (Jumat maghrib, Sabtu maghrib, Minggu maghrib, Minggu Isya), dibandingkan di masjid NU (Sabtu maghrib, Minggu subuh).
         Saya bisa di bilang cukup paham tentang ajaran dan perbedaan antara 2 ormas tersebut, dan saya juga mendengar cukup banyak tentang Ahmadiyyah dari lingkungan sekitar juga. Waktu itu saya juga adalah orang yang sependapat bahwa Ahmadiyyah itu adalah sesat, tetapi saya tak pernah sependapat tentang kekerasan dalam masalah beragama. Karena memang yang saya pelajari Islam itu bukanlah mengajarkan kekerasan dalam hal seperti itu. Yang paling saya ingat, di Al-Qur'an banyak atau mungkin ada belasan ayat yang mengatakan tentang 'Bagimu agamamu, bagiku agamaku', 'sembah apa yang ingin kamu sembah, aku pun juga menyembah apa yang ingin aku sembah'. Ya, banyak sekali saya rasa ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits yang bermakna seperti itu. Jadi mengapa kita harus repot-repot bahkan melakukan kekerasan dalam meluruskan pandangan agama seseorang? Toh di akhirat kita akan di mintai pertanggung jawaban masing-masing.
         Jadi kembali lagi ke topik awal, bagaimana saya bisa kenal Ahmadiyyah? Ya, pada akhirnya saya mengetahui bahwa nenek saya maupun keluarga-keluarga dari Ibu kandung saya rata-rata adalah Ahmadiyyah. Saya pun akhirnya berniat mempelajari agama lebih dalam lagi, agar saya bisa meluruskan nenek saya dan keluarga-keluarga nenek saya. Saya pun akhirnya mempelajari dan menelaah ajaran-ajaran seperti apa saja yang harus di luruskan dari ajaran Ahmadiyyah ini. Tetapi ternyata apa, sepertinya malah pandangan saya selama ini yang keliru dan harus diluruskan tentang Ahmadiyyah, dan terlebih lagi tentang Islam. Sepertinya benar kata-kata seorang mubaligh kemarin yang saya dengar di Kelas Tarbiyat, bahwa ketika masih ada fitrat yang baik pada diri manusia, maka ketika datang kebenaran padanya, ia akan tertarik layaknya magnet kepada kebaikan atau jalan yang benar tersebut.
         Yah, kira-kira seperti itulah cerita bagaimana saya bisa mengenal Ahmadiyyah. Saya pun masih terbilang baru beberapa bulan dan baru belajar ajaran Ahmadiyyah. Tetapi sepanjang saya mempelajari ajaran Ahmadiyyah ini, saya tidak menemui kesalahan atau kemelencengan ajaran yang dapat dikategorikan bahwa Ahmadiyyah ini bukan Islam. Yah seperti itulah kira-kira yang ingin saya sampaikan. Jujur saya sedikit kecewa dengan para jema'at Ahmadiyyah umumnya maupun yang seumuran dengan saya khususnya, yaitu ketika kemarin di tanya apakah ada yang sudah membaca 1 buku karya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad, tetapi ternyata belum ada atau mungkin ada tetapi baru segelintir orang. Saya sedikit kecewa karena saya sendiri yang bisa di bilang 'orang baru' di jema'at ini saja sudah selesai membaca buku Bahtera Nuh. Yah, mungkin karena kebanyakan dari mereka adalah jema'at keturunan, sehingga mungkin itu yang membuat mereka agak sedikit cuek dengan ajaran Ahmadiyyah.
         Padahal menurut saya ajaran Ahmadiyyah ini adalah luar biasa, sebuah ajaran rasulullah saw yang hidup. Bahkan sebelum saya yakin betul akan Ahmadiyyah, ketika saya menelaah karya-karya Hadrat Mirza Ghulam Ahmad. Saya pun dapat merasakan, bahwa Hadrat Mirza Ghulam Ahmad itu adalah orang yang cerdas, berpengetahuan luas, dan pemberani / tegas. Yah, harapan saya kepada orang-orang pada umumnya dan jema'at Ahmadiyyah pada khususnya, perdalam atau pelajarilah ajaran Ahmadiyyah / Hadrat Mirza Ghulam Ahmad terlebih dahulu sebelum menjudge diri sendiri seorang Ahmadiyyah, ataupun menjudge orang lain non-Muslim dan sebagainya.
         Yah, hanya itu yang kiranya yang dapat saya sampaikan. Sampai bertemu lagi.

Sunday, May 19, 2013

[Review] Tentang Ahmadiyah


         11 : 40 PM
         19 - 05 - 2013



         Halo, sudah lama sekali tidak ada post baru ya. Ngomong-ngomong ini adalah postingan saya yang ke 100 lho (walau sebenarnya ini yang ke 93, tapi ada 7 yang di draft, tidak terasa ya). Ya, tapi pada postingan kali ini saya ingin mengkopas (copy paste) sebuah tulisan yang saya temukan pada blog seseorang yang beralamat disini :
http://nihayaelka.blogspot.com/2010/09/tentang-ahmadiyah_14.html

         Postingan lama sih, tapi sepertinya worth enough untuk dibaca kembali. Ok, jadi langsung saja ya. Berikut postingannya, selamat membaca :

Pak Guntur Romli kemarin habis berkunjung ke markas Ahmadiyah di London.
Saudara-saudara, saya ingin membagi informasi tentang ajaran Ahmadiyah yang saya baca langsung dari kitab karangan pendirinya: Mirza Ghulam Ahmad (MGA). Kitab yang menjadi rujukan saya adalah "al-khazain al-ruhiyah", "al-mawahib al-rahman" yang merupakan terjemahan dari bahasa Urdu Ahmadiyah. Saya akan membagi pembahasan jadi dua, yaitu ajaran-ajaran apa dari mereka yang sama dan ajaran-ajaran apa dari mereka yang berbeda.
Ajaran Ahmadiyah sama dgn mayoritas umat Islam dalam:
1.       Agama mereka adalah Islam, syahadat mereka adalah La ilaaha illahu wa muhammad rasulullah. Penegasan agama Islam dan syahadat ini ditulis oleh Mirza Ghulam Ahmad di Juz 19 al-Khazain al-Ruhiyah-Kitab Mawahib al-Rahman. "Tidak masuk dlm Jemmat kami,kecuali yg memeluk Islam,mengikuti Kitab Allah,sunnah manusia terbaik (Muhammad saw).. dst (MGA). Maka tidak benar kalau menganggap Ahmadiyah adalah agama baru seperti Bahai, Sikh, dst. Ahmadiyah adalah nama ormas keagamaan bukan agama. Ahmadiyah  seperti Muhammadiyah, atau NU, atau Persis, dll (nama ormas keagamaan bukan agama, bukan madzhab fiqh atau firqah).
Penegasan ini brasal dr pendirinya Mirza Ghulam Ahmad bahwa tidak seorang pun yang boleh masuk jemaat kami (#ahmadiyah) kecuali dia muslim. Penghakiman terhadap Ahmadiyah bersumber dari sas-sus, fitnah untuk tujuan di luar dakwah Islam, tpi soal kekuasaan. Saya telah mengunjungi dua masjid Ahmadiyah di London, yang pertama London Mosque (al-fadl) mesjid tertua di Inggris (thn 20-an) dan Baytul Futuh. Tidak benar kalau pengikut Ahmadiyah hajinya ke Qadian-India atau ke London, ini fitnah besar. Pengikut Ahmadiyah yg ke London atau ke Qadian untuk mengikuti "Jalsa Salanah" annual meeting 'pertemuan tahunan' di Indonesia pun ada.

2.       Ahmadiyah percaya Muhammad SAW sebagai "Khatam al-Nabiyyin" ('penutup nabi2')-sprti ditegaskan oleh MGA dalam "Mir'ah Kamalat Islam".

3.       Ahmadiyah percaya tidak ada kitab suci selain al-Quran yang di dalamnya Kalam Ilahi, syariat sempurna & terakhir. Oleh karena itu, yg menuduh Ahmadiyah punya kitab suci selain al-Qur’an yang disebut-sebut tadzkirah adalah fitnah & dusta besar. Tadzkirah yang berasal dari ucapan, catatan, dan ilhamat Mirza Ghulam Ahmad dibukukan 27 tahun setelah MGA wafat bukan kitab suci Ahmadiyah.

4.       Rukun Islam Ahmadiyah ada (5): syahadat, shalat, puasa, zakat & haji ke baitullah di Mekkah. Dlm ibadat Ahmadiyah  ikut madzhab Hanafi.

5.       Apa yg diharamkan oleh Allah & Rasul-Nya pengikut Ahmadiyah  juga haramkan ini ditegaskan dalam kitab Nur al-Haqq
Kesimpulan, rukun Iman (6) dan rukun Islam (5) pengikuti Ahmadiyah  sama dengan mayoritas umat Islam sedunia.
Ahmadiyah  shalat 5 waktu (bukan 3 waktu seperti Syiah) jumlah rakaat sama, bunyi adzan sama (kalau Syiah beda), dalam subuh tak ada qunut. Dalam shalat Ahmadiyah seperti Muhammadiyah tidak ada zikir setelah shalat, doanya tidak nyaring, tidak ada qunut, tidak ada shalawat di antara 2 khutbah.
1.        Ahmadiyah percaya wahyu itu berlanjut, namun hanya "wahyu tabsyiri wal indzari" (wahyu dakwah) bukan "wahyu tasyrii" (wahyu syariat). Ahmadiyah  percaya Mirza Ghulam Ahmad dapat wahyu, tapi isinya bukan syariat baru, tapi penegasan pada syariat Muhammad SAW. Apakah wahyu bisa diturunkan pada selain Nabi? Jawabnya bisa. Ibu Musa as dapat wahyu di surat al-qashash ayat 8. Selain Ibu Musa, Maryam menerima kalam dari malaikat (al Imran ayat 46), atau al-hawariyun –pengikut setia Isa (al-maidah ayat 112). Wa idz awhaytu ila al-hawariyyina an aminu bi wa bi rusuli  - saat Kuwahyukan pada pengikut setia Isa,untuk beriman pada-Ku & RasulKu" (al-maidah 112).
Kesimpulan dari dalil-dalil tadi wahyu bisa diturunkan Allah pada selain Nabi, Ibu Musa, Maryam, pengikut Isa tapi bukan "wahyu syariat". Benar Mirza Ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu, tapi BUKAN WAHYU SYARIAT, wahyu itu tdk membatalkan syariat Muhammad SAW. Mohon anda baca kembali istilah wahyu ayat-ayat Qur’an yang diturunkan selain Nabi, atau bahkan pada tumbuhan dan binatang, tapi bukan wahyu syariat.
2.       Ahmadiyah percaya semua nabi tubuhnya adalah manusia biasa, dan akan berakhir sprti manusia biasa (mati), dmikian jga Isa as. Yang membedakan Ahmadiyah dengan umat Islam yang lain yaitu, bagi ahmadiyah Isa telah wafat, tidak hidup jasmani-rohani nya di langit. Ahmadiyah  dengan argumentasi nalar dan teks menolak bahwa saat ini Nabi Isa masih hidup, berada di langit, tubuh & ruhnya dan akan datang lagi. Ahmadiyah  percaya Nabi Isa as, seperti nabi-nabi yang lain, tubuhnya manusia dan punya ajal, tubuh punya umur. Karena Ahmadiyah percaya nabi Isa telah wafat, maka mesias dan imam mahdi-ratu adil yg dijanjikan-adalah orang lain,bukan Nabi Isa yang wafat. Ahmadiyah  percaya orang yang sudah wafat tidak akan kembali ke dunia ini, sprti halnya Nabi Isa as. Ia tidak akan kembali lagi ke dunia. Keyakinan Ahmadiyah ini lebih rasional dibanding kebanyakan umat Islam yang percaya Isa sebagai manusia masih hidup tubuhnya & berada di langit.
Dibanding Iman Syiah 12 Imam (yang ada di Iran) mereka percaya imam ke-12 yang ada di abad pertengahan masih hidup dan akan kembali ke dunia. Arti "rafa'a" dlm quran untuk Isa as, bukan Allah "mengangkat" jasad  dan ruhnya ke langit, tapi "mengangkat derajatnya" (mulia).
3.       Kalau bagi mayoritas umat Islam, mesias (al-masih) dan Imam Mahdi belum turun, bagi Ahmadiyah sudah turun yaitu Mirza Ghulam Ahmad. Dengan catatan keras: Mesias dan Imam Mahdi ini memperkuat syariat Muhammad SAW, tidak boleh menambah atau mengurangi sedikit pun. Karena nubuat2 ini harus diletakkan dalam doktrin bahwa Mesias itu adalah seorang nabi (tanpa syariat) yg memperkokoh syariat Muhammad saw.
Jadi meski Ahmadiyah percaya Mirza Ghulam Ahmad seorang nabi (Mesias) dan dapat wahyu, tapi TIDAK ADA SYARIAT BARU. Ibadat mereka sama dengan yang lain.
Banyak yang salah paham, dikiranya keyakinan Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan mendapat wahyu otomatis mengubah syariat Muhammad? Salah besar itu. Jangan menutup mata, bahwa keyakinan Ahmadiyah terhadap Mirza Ghulam Ahmad ada landasan teks dan rasional, mereka berhak untuk percaya. Keyakinan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi tidak mengubah syahadat, hanya diucapkan dlm bay'at unt masuk jemaat Ahmadiyah. Nama Mirza Ghulam Ahmad dan wahyunya tidak disebut dalam bacaan shalat, tidak pula di masjid-masjid Ahmadiyah. Foto Mirza Ghulam Ahmad dan penggantinya (khulafa') memang dipasang di kantor2 Ahmadiyah tapi tidak di masjid. Di masjid-masjid Ahmadiyah hanya ada syahadat dan ayat-ayat al Quran, tidak ada foto Mirza Ghulam atau ucapan-ucapannya.
Anda yg mau mengetahui ajaran Ahmadiyah bacalah dari buku-buku aslinya bukan kutipan-kutipan dari musuh-musuh mereka :)
Kesimpulan saya : rukun iman dan Islam Ahmadiyah sama dengan mayoritas Islam, bedanya Mesias & Imam Mahdi bagi mereka sudah datang, sedangkan bagi yang lain belum.
Ibadat Ahmadiyah sama dgn umat Islam yang lain, secara madzhab fiqh mereka ikut Imam Hanafi (Imam fiqh pertama dlm 4 Madzhab). Ada kaidah fiqh yang sering dikutip GusDur qawl al-mujtahidi 'an khashmihi laa yu'khadz (pendapat mujtahid tentang lawannya tak bisa diambil). Oleh karena itu, pendapat MUI, FPI, FUI,HTI atau siapapun yg memusuhi Ahmadiyah  tidak bisa diandalkan, karena mereka punya bias-permusuhan. Ada kaidah fiqh yang lain juga untuk tidak mudah menghakimi, "idra'uu al-syubhaat" (hindari perkara-perkara yang belum jelas).
Semoga saya dijauhkan dari keangkuhan menganggap diri bisa menghakimi orang lain dalam soal iman.
Saya telah melihat tata-cara ibadah Ahmadiyah sampai pemimpin tertinggi mereka yg dipanggil "hudhur", masjid-masjid mereka, tidak ada perbedaan. Isi dari 'Jalsah Salanah' adalah ceramah-ceramah dan shalat tahajud, tidak ada ritual dan ibadat baru yang tidak dikenal Islam. Saya menyimpan foto-foto masjid-masjid Ahmadiyah di inggris dari luar hingga bagian dalam. Di luarnya ada kalimat syahadat dan di dalamnya ada ayat-ayat Qur’an. Tidak ada foto Mirza Ghulam dan kutipan kata-katanya di masjid-masjid Ahmadiyah, tidak ada kultus luar biasa padanya di jemaat #ahmadiyah. Setiap masjid Ahmadiyah ada kalimat syahadat "Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah", tidak benar ada tambahan Mirza Ghulam nabi Allah. Kalau ada yang bilang: syahadat Ahmadiyah itu beda, shalatnya beda, puasanya beda, zakatnya beda, hajinya beda: ini fitnah besar!
Orang Ahmadiyah dari Pakistan memang tidak bisa naik haji ke Mekkah, karena di paspor mereka dipaksa ditulis agama mereka Ahmadi bukan Islam. Orang-orang Ahmadiyah Pakistan kalau mau naik haji pakai paspor Inggris atau India yang tak cantumkan agama di paspor mereka.
Apakah mayoritas umat Islam di Indonesia memusuhi Ahmadiyah? Tidak benar, kalau benar mereka takkan hidup di sini sejak tahun 20-an. Benar kalau mayoritas umat Islam di Indonesia berbeda dalam beberapa poin ajaran dengan Ahmadiyah tapi berbeda bukan berarti memusuhi.
Namun hal yang berkaitan dgn ibadah-ibadah mahdlah, hal yang "al-ma'lum min al-din bi al-dlarurah", Ahmadiyah sama dengan mayoritas umat Islam Indonesia. Perdebatan kelompok Islam yang lain dengan Ahmadiyah sudah terjadi sejak lama, tapi tindakan kekerasan ini fenomena baru. Saya sering ditanya kenapa Ahmadiyah sangat dibenci? Lalu saya balik Tanya, kenapa baru sekarang mereka dibenci? Mereka di Indonesia sejak tahun 20-an lhoo!
Saat ini, seolah-olah sudah jadi parameter-tapi tolol-yang mau dianggap Islamnya bener maka harus membenci dan membubarkan Ahmadiyah. Kalau itu dipakai, maka KH Hasyim Asy'ari pendiri NU bisa dituding Islamnya nggak bener , karena tidak pernah ada fatwa membubarkan Ahmadiyah.
Yang belum pernah shalat, masuk masjid Ahmadiyah atau baca kitab-kitabnya tolong jangan sok tahu dank oar-koar tentang Ahmadiyah, anda cuma nelan fitnah. Siapa yg bilang ini: kebohongan kalau diulang-ulang suatu saat akan jadi kebenaran. Inilah yg terjadi pada #ahmadiyah. Banyak bukti : saksi, rekaman video, foto FPI lakukan aksi-aksi kekerasan, divonis pun sudah. Tapi Ahmadiyah tidak pernah lakukan kekerasan.
Kata siapa orang Ahmadiyah tidak bisa shalat dengan muslim yang lain?Atau muslim yang lain dilarang shalat di masjid Ahmadiyah? Buktikan dulu. ‘ala kulli hal Ahmadiyah sudah ada zaman Hadlratu Syekh Hasyim Asy'ari, tidak ada fatwa bubarkan ahmadiyah, saya manut beliau. Kalau memang Ahmadiyah boleh dibubarkan, sudah bisa sejak zaman KH Hasyim Asy'ari atau KH Wahid Hasyim yang jadi Menteri Agama yang pertama.
Kalau ada orang NU yang mau bubarkan Ahmadiyah, berarti ia anggap dirinya lebih dari Hadlratu Syaikh Hasyim Asyari. Seharusnya Surya Darma Ali Menteri Agama sekarang mengikuti KH Wahid Hasyim Menteri Agama pertama yang melindungi Ahmadiyah. Kiai-kiai NU yg ikut2an mau bubarin Ahmadiyah itu kiai-kiai baru yang amalannya "kursi fulitik" bukan "ayat kursi" :)
Pertanyaan yg harus dijawab, mengapa baru sekarang Ahmadiyah dimusuhi padahal mereka sudah ada di negeri ini sejak tahun 20-an? Kenapa baru Menteri Agama sekarang Surya Darma Ali yang mau bubarkan Ahmadiyah  sementara Menteri Agama pertama KH Wahid Hasyim lindungi mereka? GusDur tegas membela Ahmadiyah  sebagai hak konstitusional, sebagai warga-negara bukan sebagi ajaran. Jadi, sikapi Ahmadiyah  sebagai warga-negara. Bagi anda yang tak setuju ajaran Ahmadiyah, tanamkan tasamuh (toleransi) sikapi mereka seperti GusDur menyikapinya sebagai warga-negara.
Anda kalau mau belajar NU, mau tahu NU ya ke GusDur, sanad beliau nyambung,msh bertemu KH Hasyim Asyari,KH Wahid Hasyim,KH Wahab, KH Bisyri. Ajaran, tafsir dan tradisi NU yg otoritatif menurut saya melalui #GusDur,yg punya darah,ideologi&karamah tokoh2 NU,tolong jgn sebut yg lain
Selama KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, KH Wahab, KH Bisyri, dan KH Abdurrahman Wahid tidak berfatwa bubarkan Ahmadiyah saya pun tidak! GusDur pernah ditanya, Gus Ahmadiyah  sesat karena ngaku terima wahyu Respon GusDur "gitu aja kok sesat, gimana Wahyu Sihombing"
Kesimpulan saya dr bacaan, amatan & pengalaman langsung, rukun Islam Ahmadiyah  sama persis! Nama Mirza Ghulam Ahmad tidak disebut dalam syahadat atau shalat hanya dalam bay'at (ikrar masuk jemaat) Ahmadiyah. Orang mau yg masuk tarekat saja ada bay'at untuk taat pada Allah, Rasululullah, Syaikh Pendiri Tarekat dan Syaikh yang bai’at dia, begitu pula Ahmadiyah. Ahmadiyah  tidak bisa dikafirkan karena mereka syahadat, shalat, puasa, berhaji, zakat, ikuti Qur’an & Sunnah Nabi. Mereka muslim. Sekali lagi anda yang tidak bisa terima ajaran Ahmadiyah (meskipun mayoritas sama) tasamuhlah (toleran) sikapi mrka sbgai warga-negara. Tak sedikit yang benci Ahmadiyah karena tidak tahu, seperti pepatah: al-nasu a'da'u ma jahilu (manusia cenderung memusuhi yang tak diketahuinya).
Informasi tentang Ahmadiyah yang dianggap kebenaran sebenarnya tak lebih kebohongan yang diulang-ulang. Sekian sekedar berbagi informasi tentang Ahmadiyah yang berasal dari bacaan, amatan dan pengalaman pribadi saya langsung berinteraksi dgn mereka.
Kalau ada yang sibuk ngurusin keyakinan Ahmadiyah, emang siapa Yang punya surga dan neraka? Kuu anfusakum wa ahlikum nara (jaga dirimu dan keluargamu dari neraka).

-Guntur Romli-
Penulis, Aktivis, dan Kurator di Komunitas Salihara, Jakarta

Wednesday, May 8, 2013

EGOIST - Kimi Sora Kiseki (Lyric Translation to Indonesia by Me)

Kimi Sora Kiseki (Your Sky Miracle)- EGOIST

kimi ni fureta toki
takanaru kodou ga kikoeta
hajimete shitta no
omoi wa chikara ni naru tte

Saat kamu menyentuh ku
Aku merasa hatiku berdebar kencang
Itu pertama kalinya aku sadar
Cinta ini tumbuh semakin kuat

hoshikuzu chiribameta sora ni
kimi e todoke to negau
watashi no uta kikoemasu ka?

Kutatap bintang-bintang di langit
Dapatkah aku menggapaimu?
Apakah kamu mendengarku?

I love you forever
saigo ni iezu ni ita
imasara dakedo tsutaetai omoi ga aru
I love you nando mo
nando de mo kiite hoshii
kimi wo ai shiteru kara

Aku mencintaimu
Meskipun pada akhirnya aku tidak sempat mengatakan itu
Ini mungkin terlambat, tapi aku harus mengatakannya
Aku mencintaimu, aku ingin kamu mendengarnya
Aku ingin mengatakannya berulang-ulang
Karena aku mencintaimu

mamoru mono nante nani mo
nai hazu datta no ni
kimi no sonzai ga watashi wo okubyou ni saseta

Meskipun seharusnya tidak ada yang harus aku perdulikan
Tetapi keberadaanmu, membuatku menjadi pengecut

nakushita kimochi ga sukoshi zutsu
modorihajimete kite kou iun da
futari nara kitto

Perasaan yang telah hilang seperti itu
Mulai kembali tumbuh
Jika perasaan ini hanya ada padamu, maka itu pasti karena

I love you forever
saigo ni iezu ni ita
yuuki wo dashite tsutaetai omoi ga aru
I love you dakara
nando mo KISU wo shiyou
kimi wo ai shiteru kara

Aku mencintaimu
Meskipun pada akhirnya aku tidak sempat mengatakan itu
Perasaan ini, memberiku keinginan untuk mengungkapkan
Karena aku mencintaimu
Mari bertemu lagi, dan lagi
Karena aku mencintaimu

sayonara ga oshiete kureta
futari meguri aeta
sore tte kiseki nanda ne
kitto

Kehilangan jejakmu ini mengajarkanku
Kenyataan bahwa kita pernah bertemu
Itu pasti adalah
Keajaiban

I love you forever
saigo ni kimi ni iou
kou shite futari
katayosete irareru uchi ni
I love you nando mo
nando de mo tsutaeru made
kimi wo ai shiteru
sayonara mata aeru
kou shite futari
itsu no hi datte me wo tojireba
omoidaseru yo
I love you dakara
mou nido to furimukanai
kimi ga soba ni iru kara
kimi wo ai shiteru

Aku mencintaimu
Setidaknya aku akan mengatakan itu
Saat kita berdua masih bisa
Bertemu seperti dulu
Aku mencintaimu, terus dan terus
Sampai aku dapat mengatakannya padamu
Aku mencintaimu
Kita pasti akan bertemu lagi
Seperti dulu, kita berdua
Akan dapat teringat
Pada hari dimana kita saling berdekatan
Karena aku mencintaimu
Aku tidak akan mundur lagi
Saat kamu berada didekatku
Aku mencintaimu

Ken Hirai - Canvas (Lyric Translation to Indonesia by Me)

itsuno hi ka mata aou to te wo furu
kimi no egao wo eien ni yakitsuketa
sou da ne to kotaeta boku no kao ha
jouzu ni jouzu ni waraete itakana

Sambil melambaikan tangan kamu berkata, 'Suatu hari, mari kita bertemu lagi'
Senyum diwajahmu, selamanya akan terkenang di pikiranku
Ekspresi wajahku yang mengatakan, 'Tentu, kita akan bertemu lagi'
Apakah itu akan dapat meyakinkanmu? Juga meyakinkanku


daisuki to kaita BOORU ha mada
watasenai mama
boku no mune wo GOROGORO
korogari kusugutta inda

Meskipun perasaanku padamu sudah tertulis pada sebuah bola
Tetapi aku tidak akan dapat melemparkan bola itu padamu
Karena kenyataan bahwa kita tidak dapat bersama, sangat menyesakkan dadaku


kono mama ja irarenekute mo
kore kara ni nagasarete mo
keshite kawaranai keshite yogosenai
bokura dake no KYANBASU

Walaupun kita tidak dapat bersama-sama
Dan walaupun pertemuan kita akan terlupakan oleh masa depan
Hal itu tidak akan berubah, tidak akan pernah menjadi kotor
Pertemuan kita, yang bagai lukisan pada sebuah kanvas.


gomen to itta kimi no kotae wo
mitsumete sagashite aruite iku kara

Kata, 'Maaf' yang kamu ucapkan
Aku mengerti, maka aku akan terus berjalan dan mencari


daisuki to kaita BOORU no moji ha
usurete kukedo
kouri nageru tsuyosa mo
suteru ZURUsa mo nakute

Meskipun kata-kata yang tertulis pada sebuah bola itu akan pudar
Tetapi aku tidak akan dapat membuang ataupun melenyapkannya
seiring waktu yang berlalu
Dan dibawah langit yang terus berganti


sugite iku toki no naka de
kawari yuku sora no shita de
keshite wasurenai keshite hodokenai
kizuna ga kitto tsuyosa ni naru
kumo no you ni chigire yasukute
niji no you ni tsukamenakute
keshite modorenai keshite yogosenai
bokura no ao KYANBASU

Pertemuan kita, tidak akan terlupakan, tidak akan terbagi
Hal ini mungkin akan menjadikan kita semakin kuat
Setelah kita dengan begitu mudah menangis seperti awan
Tetapi kita masih juga tidak dapat memunculkan pelangi setelahnya
Hal itu tidak akan pernah terulang, tidak akan pernah menjadi kotor
Kisah kita, yang bagai lukisan pada sebuah kanvas biru


koi mo yume mo shuudensha mo
gochamaze oikaketa
kimi no te wo nigiru to “itai” to itta
koi mo yume mo namidagoe mo
ikiru subete data
kimi no me wo mite ita
honto ga itsumo ienakute…

Apakah perasaan ini adalah cinta, mimpi, ataukah kereta terakhir?
Aku berlari mengejarnya dalam kebingungan
Apakah perasaan ini adalah cinta, mimpi, ataukah kereta terakhir?
Perasaan ini membuatku terasa begitu hidup
Saat aku melihat matamu, aku melihat apa yang kamu lihat padaku
Ya, kamu benar
Salahku, yang selalu tidak dapat mengatakan perasaanku padamu


kono mama ja irarenakute mo
kore kara ni nagasarete mo
keshite kawaranai keshite uso ja nai
bokura ga ima deaeta koto
tori no you ni jiyuu na no ni
kaze no you ni sabishikatta
keshite modorenai keshite yogosenai
namida de nutta KYANBASU
BOKUra dake no KYANBASU

Walaupun kita tidak dapat bersama-sama
Dan walaupun kita akan terlupakan oleh masa depan
Hal itu tidak akan berubah, tidak akan pernah menjadi sebuah kebohongan, kisah kita berdua.
Sebagaimana burung yang selalu bebas, dan angin yang selalu kesepian
Hal itu tidak akan pernah terulang, tidak akan pernah menjadi kotor
Perpisahan kita, yang bagai air mata pada sebuah kanvas yang tertutup oleh lukisan

Monday, May 6, 2013

[Review] Hachimitsu to Clover Live Action Serial

         06 - 05 - 2013
         09 : 33 PM









         Sudah lama sekali rasanya saya tidak posting review film lagi, padahal banyak film-film bagus yang sudah saya tonton selama ini. Sayangnya mengumpulkan mood dan mempunyai waktu untuk menuliskan review itu ternyata sulit juga. Ok karena baru saja saya selesai menonton film 'Honey And Clover' versi live action dramanya yang berjumlah 11 episode. Seru dan sedih juga ternyata, awalnya saya mendownloadnya karena theme songnya adalah lagu favourite saya, Canvas yang dinyanyikan oleh Ken Hirai. Saya sangat menginginkan sekali MV/PV dari lagu itu dijadikan sebuah film. Dan akhirnya kesampaian juga keinginan saya itu, film ini memang mirip sekali dengan lyric yang ada pada lagu itu. Sepertinya memang lagu ini dibuat khusus untuk film ini, jadi yah pas sekali dengan lagunya. Lyricnya yang sangat dalam yang digambarkan melalui sebuah film, benar-benar menyentuh hati.
         Ok, langsung kita mulai saja. Jadi film ini menceritakan tentang hubungan cinta dan pertemanan antara 3 orang pria dan 2 orang wanita. Dari sini saja sepertinya sudah bisa ditebak ya, pasti akan ada hubungan cinta segitiga dan sebagainya. Ya benar sekali, sebuah cerita klasik tetapi dikemas dengan cara yang unik. Bagi saya film ini bagus, karena ceritanya tidak klise seperti film-film cinta kebanyakan yang menurut orang-orang menjual mimpi, haha. Bagi saya tidak ada film yang menjual mimpi maupun menjual kenyataan, semua tergantung dari bagaimana kita mengambil pelajaran dari film tersebut. Ok, kembali ke topik. Bagi saya film ini bagus, layak untuk ditonton, saya beri rating 9/10. Ceritanya begitu nyata, karena memang tidak semua cinta berjalan sesuai dengan keinginan kita. Dahulu kita sangat menyukai seseorang, tetapi melihat keadaan sekarang dimana kita sudah menyukai atau bahkan telah bersama orang yang lain. Membuat kita takut dan berpikir, apakah perasaan yang kita rasakan maupun nyatakan dahulu adalah sebuah kebohongan? Yah, seperti inilah hidup. Ada saat dimana kita harus menempuh jalan ke arah masa depan yang lebih baik, walaupun itu membuat kita harus meninggalkan seseorang yang kita cintai, teman-teman yang kita sayangi, dan hal-hal yang kita sukai.
         Jadi, ya silahkan ditonton. Walau mungkin subtitle Indonesianya tidak ada, karena sudah pada hardsub English semua rata-rata videonya. Tetapi tetap seru kok, Englishnya english yang tidak begitu rumit kok, jadi yah pasti ngerti lah dikit-dikit. Ok, sekian review dari saya, selamat menonton.

Thursday, May 2, 2013

Tulisan 3 English Business


         03 - 05 - 2013
         11 : 21 AM



         Tulisan 3 English Business.

         Make  the  sentence  using  quickly, hastily, rapidly, easily, and automatically.



         - I had to swim quickly to win the race.
         - The boy replied to the teacher very hastily
         - The rabbit ran rapidly through the forest.
         - The speed they were going would easily bring her round away ahead of the steamer. 
         - The girl automatically realized that she needed to get groceries.

Tugas 3 English Business

         03 - 26 - 1991
         11 : 10 AM




         Tugas 3 English Business

         Explain  what  is an adverb? (at least 50 words).


         An adverb is a word that changes or qualifies the meaning of a verb, adjective, other adverb, clause, sentence or any other word or phrase, except that it does not include the adjectives and determiners that directly modify nouns. Adverbs are traditionally regarded as one of the parts of speech, although the wide variety of the functions performed by words classed as adverbs means that it is hard to treat them as a single uniform category.

         Adverbs typically answer questions such as how?, in what way?, when?, where?, and to what extent?. This function is called the adverbial function, and is realized not just by single words (i.e., adverbs) but by adverbial phrases and adverbial clauses.

Tuesday, April 30, 2013

[Video] Penjara Masjid - Part 1

         30 - 04 - 2013
         10 : 17 PM




         Hmm berhubung saat ini saya sedang banyak tugas dan sedang mengurus skripsi, ditambah komputer yang suka error dan laptop yang keyboardnya sudah ada beberapa yang tidak bisa di pakai tombolnya. Jadi saya singkat saja, hanya ingin memposting sebuah video tentang kondisi orang-orang yang bertahan di dalam masjid Al-Misbah JatiBening yang disegel sejak 4 April lalu. Sampai sekarang sekitar belasan mungkin masih bertahan, Subhaanallah. Semoga Allah membalas niat baik mereka berlipat-lipat aamiin. Sejujurnya saya juga sangat sedih, saya jadi tidak bisa shalat jum'at disana lagi sejak ditutup, benar-benar buruk sekali perbuatan orang-orang yang menyegel itu menurut saya. Hmm ya sudah baiklah langsung saja ini videonya :





Friday, April 19, 2013

Tulisan 2 English Business

         20 - 04 - 2013
         00 : 34 AM



         Buat kalimat menggunakan Above dan Over.


A profit over and above what they had anticipated.

To leap over a wall.
The roof over one's head.
There is no one over her in the department now.
Throw a sheet over the bed
I can't imagine what has come over her.

Richard is an above average badminton player.
You should apply pressure above the wound to stop the bleeding.
Penguins have an organ above their eyes that converts seawater to fresh water.
Fever is usually defined as an oral temperature above 37.4 degrees.
Killer whales have well-developed eyesight both below and above water.

Thursday, April 18, 2013

Tugas 2 English Business

         18 - 04 - 2013
         09 : 52 PM



         Bab 2.
         Page 18.
         Latihan 1.

         1. What are some things you usually do every morning?
           I usually drink a glass of water every morning.
           What are some things you did yesterday morning?
           I did drink a glass of water yesterday morning.

         2. What do you usually do in the evening?
           I usually play a game in the evening.
           What did you do last night?
           I did play a game last night.

         3. What do we usually do in this class?
           We usually study in this class.
           What did we do in this class yesterday?
           We did study in this class yesterday.

         4. What do you usually do after this class?
           I usually eat lunch after this class.
           What did you do after class yesterday?
           I did eat lunch after class yesterday.

         5. What did you do two days ago? Last week? Last month? Last year?
           I did make a game two days ago, got a task last week, found a money last month, and bought some books last year.

         6. Take out a piece of paper. Write what you did yesterday. Write as fast as you can.
           I went to college yesterday morning, when I arrived the lecturer hasn't come. Then I decided to open my laptop. I watched a movie at my laptop. The movie ended, but the lecturer hasn't come. Then I knew that the lecturer wasn't come that day, so I went to home.

Sunday, April 7, 2013

[Berita] Kisah Heroik Para Ahmadi di Cikeusik


         07 - 04 - 2013
         02 : 14 PM





5 Pebruari 2011, Mln. Ismail Suparman dan keluarga meminta bantuan pihak kepolisian agar dilindungi. Dirinya telah diancam dan diberi kabar bahwa akan ada penyerangan ke rumah Missi yang ia tempati bersama keluarganya.

Beberapa saudara-saudara ruhaninya pergi ke Desa Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten Selatan untuk menjenguk Mln. Suparman dan mempertahankan rumah missi milik Jemaat Muslim Ahmadiyah. Mereka sudah siap mental apapun yang terjadi.

Mereka memahami sabda yang Mulia Rasulullah saw bahwa mempertahankan harta benda dan jiwa raga adalah merupakan salah satu bagian Jihad yang hadiahnya adalah tunai, yaitu Surga.

Jadi tidak berdasar, jika dikatakan bahwa kedatangan para Ahmadi yang akan mempertahankan rumah missi itu yang memprovokasi massa untuk datang menyerbu. Massa berjumlah ribuan tidak bisa dikumpulkan dalam waktu singkat. Apalagi jelas para penyerang memakai pita biru maupun hijau sebagai tanda bahwa mereka terkoordinir secara professional.

Pagi, 6 Pebruari 2011, sampailah rombongan pemuda Ahmadi di Cikeusik sekitar 08.00 WIB. Awalnya, mereka bersantai, bercanda dan berfoto bersama. Datanglah sarapan pagi, langsung saja disambut dengan gembira.

Dalam keadaan santai itu, mereka dikejutkan dengan kedatangan aparat kepolisian yang jumlahnya cukup banyak. Itu terjadi pukul sembilan atau setengah sepuluh pagi. Anehnya, para polisi yang tadinya terlihat banyak, raib entah kemana. Mereka hanya sedikit bersisa. Pasukan Dalmas yang awalnya ada di Jalan sebelah Utara rumah missi, namun tiba-tiba berpindah di arah selatan rumah missi.


Pukul sepuluh pagi, massa yang sangat banyak itu tiba-tiba muncul dari arah Utara rumah missi, dimana pasukan Dalmas saat itu ada di sebelah Selatan Rumah missi. Maka mereka pun dengan leluasa menyerobot  aparat yang jumlahnya tidak sebanding.

Tiba-tiba mereka menyerang! Tidak ada mediasi terlebih dahulu! Seakan-akan mereka tidak punya mulut untuk berbicara. Terjadilah adu jotos antara Deden Sujana dengan salah seorang penyerang. Akibatnya, sang penyerang tadi roboh.

“Serang…!”, teriak salah seorang penyerang.

“keluar…!”, teriak Ferdiaz kepada teman-temannya yang ada di dalam rumah Missi. Maka keluarlah para Pemuda Ahmadi. Senjata tajam diacung-acungkan untuk menakut-nakuti para Ahmadi. Ternyata hal itu tidak berpengaruh sama sekali. Menyusul batu yang menghujani para Ahmadi. Mereka menangkis dengan alat-alat seadanya. Bahkan para pemuda Ahmadi berusaha menghalau penyerang dengan bambu-bambu yang berasal dari atap yang sudah dirusak massa.
Mereka terus menyerang dengan ganas….! seakan-akan para Ahmadi itu binatang buruan yang harus mati saat itu juga.

Para pemuda Ahmadi terdesak. Para penyerang tanpa ampun terus merusak rumah missi dan menyerang para pemuda Ahmadi. Hingga para Ahmadi terdesak mundur sampai ke dalam rumah missi.

Di bagian belakang rumah tersebut, Belasan penyerang mengeroyok Deden Sujana dengan berbagai senjata tajam. Sabetan parang ditangkis tangan pak Deden Sujana, sehingga tangannya hampir putus separuhnya. Pahanya pun terkena sabetan parang. Kontan Deden rebah ke tanah. Meski dirinya terjatuh, para penyerang dengan wajah beringas, mengayunkan bacokan-bacokan parang dan terus berusaha keras menusuk Deden.


Ferdias yang melihat hal itu, ia segera melindungi Deden dengan ditelungkupi. Diaz membisikkan kata kata lirih kepada Deden yang sedang dipeluknya di tanah, “Doa saja pak Deden, kita mati bersama”. Diaz pasrah, ia mengaduh menerima bacokan, akibatnya ia harus dijahit sebanyak 45 jahitan di punggungnya. Batu-batu besar juga selalu diarahkan ke kepalanya yang memakai helm. Beruntung, ia pun hanya mengalami gegar otak ringan. Ferdiaz masih ditakdirkan selamat. Ada seorang Ahmadi yang berperawakan tinggi besar yang mencegah para penyerang untuk terus menyiksanya. “Sudah..sudah.. dia sudah tidak berdaya!” Tak lama kemudian datanglah Dalmas yang mengangkutnya pergi untuk dievakuasi.

Di tempat lain, Beberapa Ahmadi dihajar dan terdengar rintihan yang menyayat hati. Karena banyaknya massa, para Ahmadi selangkah-demi selangkah mundur dengan tetap mempertahankan diri. Rumah missi yang targetnya dipertahankan, kini hancur lebur. Tidak hanya itu, Dua mobil habis dibakar. Satu mobil APV Silver milik Jemaat Ahmadiyah, dan satu mobil lagi milik Deden Sujana. Satu motor milik Mln. Abdur Rahim YHBM diseret layaknya sampah dan kemudian dibakar.

Beberapa pemuda Ahmadi bisa meloloskan diri dan beberapa lagi dibantai habis layaknya binatang. Anggota yang tidak melawan pun terus diserang hingga syahid!

Para Ahmadi yang sudah terkulai lemah, batu-batu terus dirajamkan kepadanya. Tidak hanya itu, pukulan kayu terus diarahkan massa tanpa ada belas kasihan. Massa yang melihat itu bahkan bertepuk tangan & bersorak sorai. Terlihat seorang Ahmadi sudah syahid namun, penyerang masih merasa belum puas, Kepala dan badan Syuhada itu terus dipukuli dengan tongkat dan dirajam dengan batu hingga bersuara.


Setelah tiga Ahmadi syahid ditempat, Massa masih belum terpuaskan dahaga akan darah. Para penyerang menghentikan aksi brutalnya setelah beberapa polisi & Dalmas datang menyelamatkan & mengevakuasi korban ke RSUD Malingping.
Massa terus menyisir para Ahmadi yang sempat meloloskan diri. Dari satu rumah persembunyian, Salah seorang korban melihat dengan mata kepala sendiri bahwa orang-orang yang telah menyerang dirinya, sambil pulang, massa sempat bersalaman dengan polisi yg ada disana sambil tersenyum-senyum. Kemudian ada juga saksi yang melihat, para penyerang keluar dari satu rumah dan terlihat telah dibagi-bagikan amplop berwarna coklat.
Selasa 8/2/2011 pukul 07.00 WIB dua syuhada diberangkatkan ke Gondrong-Kenanga untuk disemayamkan. Tubagus Chandra Mubarak & Roni Pasaronikini tenang bersemayam di bumi Tangerang. Kedua syuhada itu di antar kepergiannya oleh 1500-an Ahmadi yang cinta sekaligus bangga kepada mereka.
Satu syuhada lagi, Warsono telah dibawa ke Cirebon untuk disemayamkan.
Rabu, 9/2/2011, Deden Sujana yang kini berada di RS Pertamina, ia terlihat kuat, tenang, tdk tampak Depresi, masih bisa tersenyum, dan tentu saja ada raut sedih di mukanya.
“saya kok dianggap provokator oleh Polisi kami ke Cikeusik justeru mau mengurusi Muballigh #ahmadiyah yg ada ditahan & menjaga mesjid serta aset-aset jemaat. kami tdak menyangka akan ada penyerangan itu, kami tdk bawa apa-apa & tidak menyiapkan apa-apa”, ungkap Deden kepada Guntur Romli.
“Masa sih kami menantang dan memprovokasi? Dari sisi jumlah saja kami sudah kalah. Ketika saya sedang ngobrol dgn Kapolsek, kami diserang. Karena tiba-tiba diserang, kami melindungi diri dgn melawan, tidak ada tantangan & provokasi,” tambah Deden.
Ferdiaz menuturkan dengan nada menyesal, “Kenapa saya masih hidup! Saya sering ikut yang kayak gini, di Cisalada, di Manislor, dll, tapi pulang selalu membawa nyawa. Ada apa dengan saya?”
========
Selamat jalan wahai para pejuang agama. Darahmu akan mengharumkan negeri; Mempercepat kesuksesan bagi Islam, dan segera membawa petaka bagi para kaum penganiaya.
Semoga para pejuang kita yang masih terluka, bisa segera diberikan kesehatan yang sempurna.
[peristiwa ini didapat dari para Saksi kejadian dan akan terus berkembang sesuai fakta. Saksi sementara tidak dimunculkan namanya]


Sumber : 
http://isamujahidislam.wordpress.com/2011/02/08/kisah-heroik-para-ahmadi-di-cikeusik/


[Review] Nabi Palsu, Sikap Nabi, dan Ahmadiyah)*


         07 - 04 - 2013
         02 : 12 PM

         

TEMPO Interaktif, Pada tahun kesepuluh Hijriah, Nabi Muhammad SAW menerima surat dari seseorang yang mengaku jadi nabi. Namanya Musailamah bin Habib, petinggi Bani Hanifah, salah satu suku Arab yang menguasai hampir seluruh kawasan Yamamah (sekarang sekitar Al-Riyad). Dalam suratnya, Musailamah berujar: “Dari Musailamah, utusan Allah, untuk Muhammad, utusan Allah. Saya adalah partner Anda dalam kenabian. Separuh bumi semestinya menjadi wilayah kekuasaanku, dan separuhnya yang lain kekuasaanmu….”
Seperti dituturkan ahli tafsir dan sejarawan muslim terkemuka pada abad ketiga Hijriah, Imam Ibn Jarir Al-Tabari (838-923), dalam kitabnya Tarikh al-Rusul wa al-Muluk (Sejarah Para Rasul dan Raja) atau yang dikenal sebagai Tarikh al-Tabari, Musailamah bukanlah sosok yang sepenuhnya asing bagi Nabi. Beberapa bulan sebelum berkirim surat, Musailamah ikut dalam delegasi dari Yamamah yang menemui beliau di Madinah dan bersaksi atas kerasulannya. Delegasi inilah yang kemudian membawa Islam ke wilayah asal mereka dan membangun masjid di sana.
Menerima surat dari Musailamah yang mengaku nabi, Rasul tidak lantas memaksanya menyatakan diri keluar dari Islam dan mendirikan agama baru, apalagi memeranginya. Padahal gampang saja kalau beliau mau, karena saat itu kekuatan kaum muslim di Madinah nyaris tak tertandingi. Mekah saja, yang tadinya menjadi markas para musuh bebuyutan Nabi, jatuh ke pelukan Islam. Yang dilakukan Rasul hanyalah mengirim surat balasan ke Musailamah: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Pengasih. Dari Muhammad, utusan Allah, ke Musailamah sang pendusta (al-kazzab). Bumi seluruhnya milik Allah. Allah menganugerahkannya kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki. Keselamatan hanyalah bagi mereka yang berada di jalan yang lurus.” Rasul menempuh dakwah dengan cara persuasi dan bukan cara kekerasan. Musailamah memang dikutuk sebagai al-Kazzab, tapi keberadaannya tidak dimusnahkan.
Namun, setelah Nabi wafat, ceritanya jadi lain. Umat Islam yang masih shocked karena ditinggal pemimpinnya berada dalam ancaman disintegrasi. Sejumlah suku Arab menyatakan memisahkan diri dari komunitas Islam di bawah pimpinan khalifah pertama, Abu Bakr al-Shiddiq. Sebagian dari mereka mengangkat nabi baru sebagai pemimpin untuk kelompok mereka sendiri. Musailamah dan sejumlah nabi palsu lain, seperti Al-Aswad dari Yaman dan Tulaikhah bin Khuwailid dari Bani As’ad, menyatakan menolak membayar zakat, suatu tindakan yang pada masa itu melambangkan pembangkangan terhadap pemerintah pusat di Madinah. Abu Bakr lalu melancarkan ekspedisi militer untuk menumpas gerakan pemurtadan oleh para nabi palsu tersebut, yang menurut dia telah merongrong kedaulatan khalifah dan membahayakan kesatuan umat. Perang Abu Bakr ini dikenal sebagai “perang melawan kemurtadan (hurub al-ridda).”
Tampaknya, “perang melawan kemurtadan” inilah yang diadopsi begitu saja oleh para pelaku kekerasan terhadap Ahmadiyah tanpa disertai pemahaman yang mumpuni terhadap duduk perkaranya. Penyerangan brutal di Banten minggu lalu, yang menewaskan tiga warga Ahmadiyah, secara luas memang telah dikecam bahkan oleh banyak kalangan muslim sendiri, entah dengan alasan menodai citra Islam yang damai, merusak kerukunan beragama, atau melanggar hak asasi kaum minoritas. Tapi bagi para pelaku penyerangan dan yang membenarkannya, seperti FPI, apa yang mereka lakukan semata-mata demi membela Islam dari noda pemurtadan. Jemaah Ahmadiyah dianggap telah murtad karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, dan karena itu mesti dikeluarkan secara paksa dari Islam.
Ironisnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteri Agama, dan pihak-pihak yang mengaku tidak menyetujui anarkisme terhadap Ahmadiyah, yang terus memaksa agar Ahmadiyah menjadi agama baru di luar Islam, sebenarnya juga memakai pendekatan “perang melawan kemurtadan” secara gegabah. Dalam hal ini, perbedaan MUI dan Menteri Agama dengan kaum penyerang Ahmadiyah hanya terletak dalam hal metode, tapi tidak dalam tujuan. Saya sebut ironis karena majelis ulama, yang berlabel “Indonesia” di belakang, ternyata merubuhkan prinsip kebinekaan Indonesia. Ironis karena seorang menteri yang merupakan hasil pemilu demokratis ternyata mempunyai pandangan yang melenceng dari konstitusi demokratis yang menjamin hak setiap warga menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya. Yang paling ironis, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membiarkan saja semua itu terjadi.
Lepas dari itu, kalau kita tinjau dari sudut doktrin dan sejarah Islam pun, pemakaian kerangka “perang melawan pemurtadan” untuk menyikapi Ahmadiyah sejatinya sama sekali tak berdasar. Patut diingat, sebutan “perang melawan kemurtadan” bukanlah kreasi Abu Bakr sendiri, melainkan penamaan belakangan dari para sejarawan muslim. Disebut demikian barangkali karena yang diperangi saat itu memang arus pemurtadan yang terkait dengan munculnya sejumlah nabi palsu. Dan gerakan nabi palsu pada masa itu berjalin berkelindan dengan upaya menggembosi kedaulatan kekhalifahan. Penolakan membayar zakat bukan hanya pelanggaran terhadap rukun Islam, tapi juga sebentuk aksi makar. Ini karena, berbeda dengan ibadah salat yang hanya melulu menyangkut hubungan hamba dan Tuhannya, urusan zakat berkaitan dengan negara. Tambahan pula, para nabi palsu tersebut juga membangun kekuatan militernya sendiri. Musailamah, misalnya, menggalang tidak kurang dari 40 ribu anggota pasukan untuk melawan pasukan muslim dalam perang Yamamah, sampai-sampai armada muslim di bawah Khalid bin Walid sempat kewalahan pada awalnya. Karena itu, perang Abu Bakr melawan kemurtadan mesti dibaca sebagai sebuah tindakan yang lebih bersifat politis ketimbang teologis, yakni berhubungan dengan penumpasan terhadap kelompok pemberontak.
Karena itu, “perang melawan kemurtadan” versi khalifah Abu Bakr tidak bisa begitu saja diterapkan dalam konteks Indonesia sekarang. Taruhlah memang jemaah Ahmadiyah telah murtad karena mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi. Tapi bukankah sejauh ini mereka belum pernah membangun kekuatan militer untuk merongrong umat Islam dan pemerintahan yang sah seperti Musailamah pada masa khalifah Abu Bakr? Bukankah sejauh ini warga Ahmadiyah hanya menuntut untuk diberi ruang menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya? Kalau memang begitu, apakah tidak keliru kalau mereka diperlakukan seperti para pemberontak?
Ditinjau dari perspektif kaidah fiqh “hukum berporos pada alasan”, gerakan pemurtadan oleh para nabi palsu pada masa Abu Bakr memang wajib diperangi, karena saat itu kemurtadan identik dengan pemberontakan yang mengancam kedaulatan khalifah dan integrasi umat. Adapun kalau sekadar murtad saja tanpa dibarengi pemberontakan, hukum yang berlaku tentu tidak sama. Pada titik inilah kita bisa mengacu pada peristiwa korespondensi antara Nabi Muhammad dan Musailamah seperti saya paparkan di awal tulisan.
Di sinilah pemahaman tentang metodologi hukum Islam mutlak diperlukan dalam melihat pokok soalnya. Tanpa pengetahuan yang mumpuni tentang metodologi hukum Islam, keputusan yang muncul dan tindakan yang diambil mungkin saja tampak sesuai dengan ajaran syariat, tapi bisa jadi esensinya bertentangan dengan maqashid al- syari’ah (tujuan-tujuan syariat) yang lebih bersifat universal, seperti perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia.
Lagi pula, satu-satunya dalil Al-Quran tentang kemurtadan sama sekali tidak menyeru kaum muslim untuk memerangi kaum murtad semata-mata karena kemurtadannya. Simaklah Surat Ali Imran ayat 90. Ayat ini tidak menyinggung soal perlunya menggunakan cara-cara kekerasan dan paksaan terhadap si murtad, karena Tuhanlah yang akan menjadi hakim atas perbuatannya di akhirat nanti.
Dalam kerangka Qurani semacam inilah kita bisa mengerti kenapa Nabi tidak menghukum Musailamah, yang tanpa tedeng aling-aling mengaku sebagai nabi. Bukan karena beliau mendiamkannya--toh Nabi melabelinya dengan gelar “Al-Kazzab”. Menurut saya, nabi bersikap seperti itu karena, dalam Al-Quran, hukuman terhadap si murtad memang sepenuhnya menjadi hak prerogatif Allah SWT. Nabi Muhammad hanyalah seorang manusia biasa yang bertugas menyampaikan risalah Ilahi. Beliau bukan Tuhan yang turun ke bumi. Itulah sebabnya Al-Quran menegaskan tidak ada paksaan dalam agama.
Kalau Nabi saja demikian sikapnya, alangkah lancangnya Front Pembela Islam (FPI), MUI, dan Menteri Agama yang merasa punya hak untuk mengambil alih wewenang Tuhan untuk mendaulat diri mereka sebagai hakim atas orang-orang yang dianggap murtad seperti terlihat dalam sikap mereka terhadap jemaah Ahmadiyah. Di sinilah saya kira umat Islam mesti memilih dalam bersikap, mau mengikuti cara-cara FPI, MUI, dan Menteri Agama, atau meneladan sikap Rasulullah.
*) 
Akhmad Sahal, Kader NU, kandidat PhD Universitas Pennsylvania 





Sumber :
http://www.tempo.co/read/kolom/2011/02/16/324/Nabi-Palsu-Sikap-Nabi-dan-Ahmadiyah
 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design