Tuesday, February 12, 2013

[Fakta] Berita 36 Pengikut Ahmadiyah di Tasik Masuk Islam

         12 - 02 - 2013
         11 : 30 PM




         Hello, it's been a while since my last post. Nice to meet you again. Baiklah, karena hari ini saya melihat sepertinya sudah agak banyakan yang nge-view postingan saya tentang Ahmadiyah. Saya jadi agak bersemangat lagi memposting berita tentang Ahmadiyah. Mungkin ini berita yang sudah agak lama ya, sebulan yang lalu mungkin kira-kira. Berita tentang jema'at Ahmadiyah yang berada di Tasik. Banyak media yang memberitakan, yah kurang lebih kalian bisa lihat sendiri beritanya disini :

http://salam-online.com/2013/01/36-pengikut-ahmadiyah-di-tasik-masuk-islam.html

----
TASIKMALAYA (SALAM-ONLINE): Sebanyak 36 penganut Ahmadiyah asal Desa Kutawaringin, Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, masuk Islam.

Pengucapan dua kalimat syahadat digelar secara massal di Masjid Agung Setda Kabupaten Tasikmalaya, dipimpin langsung Kepala Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (17/1/2013).

Puluhan jemaah yang masuk Islam itu sebagian dari penganut Ahmadiyah di Kecamatan Salawu, yang totalnya mencapai sekitar tiga ribu warga.

Wilayah Salawu merupakan basis penganut Ahmadiyah di Tasikmalaya. Beberapa warga Ahmadiyah yang masuk Islam di wilayah itu mengaku kerap mendapatkan ancaman dari penganut Ahmadiyah lainnya.

Reni Rahmawati (26), salah seorang penganut Ahmadiyah yang telah masuk Islam, mengaku masuk Islam setelah mengikuti orang tuanya. Ia menjadi penganut Ahmadiyah setelah dikenalkan kedua orang tuanya sejak kecil. Pasalnya, di kampung halamannya hampir 90 persen penganut ajaran Ahmadiyah.

Rani mengatakan, ia memeluk Islam murni atas keinginan sendiri. Ia bersaksi, jemaah Ahmadiyah sudah menyimpang. Dia mengaku menganut Ahmadiyah karena orang tuanya juga penganut Ahmadiyah. “Niat shalat berbeda. Selain itu, bacaan shalatnya juga beda, ada yang ditambahi,” ungkapnya.

Bersama Rani, kedua orangtuanya juga memeluk Islam. “Ini juga sama-sama mengucapkan syahadat dan masuk Islam di masjid ini,” terang perempuan berkerudung itu, Kamis (17/1/2013) siang.

Ia mengaku, penganut Ahmadiyah yang insaf di kampungnya kerap mendapatkan intervensi sampai ancaman dari warga Ahmadiyah lainnya. “Beruntung saya rumahnya bukan di wilayah padat pemukiman. Penganut Ahmadiyah memang sudah turun temurun kalau di Salawu mah,” katanya.

Ustadz Wahyu, pengurus salah satu ormas Islam di Tasikmalaya membenarkan sering munculnya intervensi bagi penganut Ahmadiyah di Salawu yang masuk Islam. Malah, ada rumah warga Ahmadiyah yang masuk Islam, sampai dirusak.

“Pernah warga yang keluar Ahmadiyah sampai dilempari batu,” kata Wahyu yang juga masih warga Salawu.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya H Dadang R menyatakan, selama ini pihaknya telah melakukan beberapa pendekatan kepada jemaah Ahmadiyah di Salawu. Salah satunya upaya pembangunan sekolah formal di wilayah itu.

Tujuannya untuk mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi warga Salawu non-Ahmadiyah. “Soalnya selama ini di daerah Kutawaringin, Salawu, adanya hanya sekolah yang dikelola jemaah Ahmadiyah. Jadi, nanti kita akan siapkan sekolah bagi warga setempat yang non-Ahmadiyah. Sekolah Ahmadiyah itu tak terdaftar di Kemenag,” ujar Dadang.

“Alhamdulillah, Kementerian sangat menghargai pengucapan ikrar dua kalimat syahadat oleh jemaah Ahmadiyah,” kata Dadang. Dia berharap jemaah Ahmadiyah yang telah masuk Islam tetap istiqamah dan mengamalkan ajaran Islam. Selain itu, bisa menjadi teladan bagi penganut Ahmadiyah yang belul memeluk Islam.

Dadang mengatakan, ada peran organisasi masyarakat dalam mendorong kembalinya jemaah Ahmadiyah ke Islam. “Yang masuk Islam sudah 400 orang, dari total 3.000-an penganut Ahmadiyah.”

Di tempat yang sama, anggota Dewan Kehormatan FPI Tasikmalaya Muhammad Sofyan Anshori mengatakan, FPI akan membina mantan anggota Ahmadiyah dengan memberikan pelatihan di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian.

“Kami dan Kementerian Agama akan memperhatikan kondisi ekonominya. Kami akan aktifkan Inkasa (Ikatan Mantan Korban Aliran Sesat Ahmadiyah),” Sofyan menjelaskan.

Sofyan menambahkan, ajakan agar pengikut Ahmadiyah memeluk Islam dilakukan dengan pendekatan dakwah, konsultasi, dan diskusi di rumah jemaah. “Konsultasi dilakukan dengan cara santai. Kebetulan saya suka dakwah di sana (Kutawaringin). Alhamdulillah mereka tergugah,” kata dia. (kompas/tempo/salam-online)

----

         "36 Pengikut Ahmadiyah di Tasik Masuk Islam", Ok kata-kata yang tidak begitu asing ya sepertinya di kuping kita. Berita yang cukup menarik untuk di bahas, dan kebetulan (atau mungkin juga bisa dikatakan untungnya) saya join atau nimbrung di dalam komunitas / semacam milist / grup jejaring sosial Ahmadiyah. Dan kebetulan disitu ada di bahas tentang berita ini. Berikut cuplikan-cuplikan kalimat menarik yang ada pada komunitas tersebut :

----
Menanggapi info dari pk D*r*sm*n,barusan saya langsung komfirmasi ke Pak Mubaligh R**w*n yg bertugas di Tenjowaringin dsk,kata Beliau tdk ada sepotongpun (sunda "sapotong-potang acan) yg keluar dari Ahmadiyah,berita itu berita bohong sbg komsumsi publik menghadapi PILGUB JABAR .(Saya asli Suksari tp skarang di Denpasar)
----

----
Klarifikasi nih buat cemuanya: malam jumat sy di kontak kang D**n soal berita tsb krn beliau ditanyai o/ jemaat pusat krn berita tsb muncul di media online the jakarta post, saya tanya baik QW priatim, QD salawu tdk tahu menahu ada acara tsb, kbanyakan mrk tahu dari koran lokal di hari jumat. Kutawaringin sendiri mrpkn desa sebelah tenjowaringin disana ada 1 mushola kelompok yg masuk cabang citeguh, awal tahun lalu sempat ada usaha pembakaran di tengah malam yg dpt digagalkan. Menurut khdm singaparna acara tsb sudah disetting tentu sbg program mrk dgn dana yg mrk miliki, krn tdk ada jemaat yg keluar org yg pernah mengikuti acara tsb di bawa kembali dgn mengundang media bwt publikasi, ke-36 tsb tdk ada dlm tajnid jemaat, sbgian adalah keturunan yg tdk aktif, mrk yg punya saudara ahmadi & disangka ahmadi, mrk yg ada dilingkungan ahmadi & disangka ahmadi, mrk ada yg bukan ahmadi cuma ikut2an bwt menambah quota & dapat amplop. Jemaat tasik sekitar & salawu tdk pernah merasa kehilangan anggota, malahan QD salawu sedang mendapat kegembiraan krn pada acara mukhotib mlm jumat kmrn ada pemuda usia SMA yg baiat ia murni ghair & tdk mmiliki saudara yg ahmadi, bulan lalu malam khudam wilayah priatim di garut malah ditutup dgn baiatnya 2 orang & menjadi anggota khudam baru salawu, Alhamdulillah.
----


         Ok, sekarang kita sudah melihat dari dua sisi, sisi media dan sisi jema'at Ahmadiyah. Sekarang saatnya kita berpikir sejenak, kita lihat mana kira-kira yang benar. Apa betul berita itu benar adanya? Kita telaah berita tersebut satu-satu :

----
Rani mengatakan, ia memeluk Islam murni atas keinginan sendiri. Ia bersaksi, jemaah Ahmadiyah sudah menyimpang. Dia mengaku menganut Ahmadiyah karena orang tuanya juga penganut Ahmadiyah. “Niat shalat berbeda. Selain itu, bacaan shalatnya juga beda, ada yang ditambahi,” ungkapnya.

Bersama Rani, kedua orangtuanya juga memeluk Islam. “Ini juga sama-sama mengucapkan syahadat dan masuk Islam di masjid ini,” terang perempuan berkerudung itu, Kamis (17/1/2013) siang."
----

         Niat shalat berbeda, bacaan shalatnya juga berbeda, bahkan ada yang di tambahi? Helloooo??? Setahu saya, shalat itu termasuk bagian dari ilmu fiqih. Jika berbeda-beda, bukan sesuatu hal yang bisa menyebabkan orang itu menjadi bukan muslim. Sekarang kita lihat, niat, bacaan, maupun shalat para 4 mazhab pun berbeda-beda. Berbeda pendapat tidak apa, asal ada dalilnya. Sekarang kita lihat lagi, Ormas Muhammadiyah shalat Subuh tidak pakai qunut, Ormas Nahdatul Ulama shalat subuh pakai qunut. Muhammadiyah adzan jum'atnya sekali, NU dua kali. Dari situ saja sudah berbeda, lantas kenapa tidak kamu katakan salah satu mereka bukan muslim? Lagipula agak sedikit aneh juga, 'masuk Ahmadiyah dari kecil karena orang tua nya', lalu sekarang ceritanya 'murni' atas keinginan. Tapi diberita selanjutnya, 'Bersama Rani, kedua orang tuanya ... '. Jadi 'murni'-nya 'murni' barengan nih ceritanya? Hehee.

----
“Pernah warga yang keluar Ahmadiyah sampai dilempari batu,” kata Wahyu yang juga masih warga Salawu.
----

         Kira-kira dapat di percaya ga nih beritanya? Warga mana yang dilempari batu? Dan warga mana yang melempari batu? Ya jelas dong.

         Ok, dari dua sisi ini saya sudah melihat dan saya telah mengambil kesimpulan. Bahwa berita ini tidak dapat di jadikan acuan ataupun di percaya kebenarannya. Karena dari sumber-sumbernya sendiri pun tidak jelas. Hanya ucapan-ucapan belaka tanpa adanya pembuktian. Dan juga berita ini hanya memandang dari sisi satu pihak, kenapa tidak ada dari sudut pandang pemuka / ustad jema'at Ahmadiyah disana. Konfirmasi bahwa 36 orang yang di liput itu benar jema'at Ahmadiyah atau bukan, dan bacaannya yang menyimpang seperti yang dikatakan saudari Rani itu bacaan yang seperti apa. Semoga kedepannya kita semua lebih mengunyah dahulu sebuah berita dibanding langsung menelannya mentah-mentah. :)
[Tafsir Ibnu Katsir]
Allåh subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
(QS. al-Hujurat: 6)


1 comments:

rini novianti said...

Terima kasih, artikel yang menarik~ informasinya bermanfaat, please check this web
Kunjungi IT Telkom Jakarta:
Website Kami
Website Kami
thankyou......

Post a Comment

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design