Tuesday, November 13, 2012

Masa Kekosongan - Satu Air

         Pada suatu masa, masa yang tak tersentuh oleh cerita sejarah. Masa Kekosongan, orang-orang menyebutnya seperti itu. Seperti pada masa-masa yang lain. Pada setiap masa, pasti terdapat seseorang yang akan berbuat bodoh. Ya, kebodohan yang tidak pernah di lakukan oleh orang-orang di masa sebelumnya. Dan kebodohan itu, bermula dari percakapan dua orang sahabat ini.
'Hei Math, apa kamu ingin dengar sesuatu yang menarik?' tanya seorang kawannya yang baru datang dan duduk di sebelahnya itu. Namanya Ogi, mereka sudah berkawan sejak kecil. Orang yang sangat bersemangat, selalu ingin membuat suasana yang baru. Berbeda sekali dengan dirinya, dibandingkan untuk membuat suasana yang baru, ia lebih memilih untuk menikmati suasana yang sudah ada maupun yang terjadi apa adanya. Walau tak jarang hanya untuk membuat suasana terasa baru, Ogi suka mengarang-ngarang cerita ataupun melebih-lebihkannya. Tapi ia senang, ia tahu kawannya itu hanya ingin menjadi pusat perhatian dan membuat orang lain bahagia.
'Baiklah, berita tentang apa lagi kali ini? Apa masih tentang seekor lalat yang mau menjadi muridmu, gi?' tanyanya sedikit tersenyum.
'Tidak, kali ini aku sungguhan. Apa kau pernah dengar cerita tentang kaum Umm?'. Kata-katanya kali ini membuatnya sedikit tertarik. Kaum Umm, kaum yang sangat di larang untuk di dekati terutama oleh kaumnya sendiri, Unn. Ia pun sebenarnya tidak tahu ada apa sebenarnya di antara kaumnya Unn dan kaum Umm ini sehingga mereka di larang untuk saling bertemu. Konon kalau sampai bertemu dengan salah satu dari mereka saja, maka orang tersebut dapat terkena kutukan. Pengetahuan yang disampaikan kepada kami tentang kaum Umm hanya sedikit, hanya para tetua saja yang tahu. Orang yang di paling di hormati di kaum kami, mereka orang-orang yang menentukan apa-apa saja yang di larang dan di haruskan untuk di lakukan oleh kami.
'Ya, ada apa memangnya dengan mereka?' tanyanya penasaran.
'Sewaktu aku mandi di sungai kemarin, aku menemukan ini' Ogi segera menunjukkan barang yang ia temukan itu kepadanya dengan wajah penuh semangat.
'Ini, terlihat seperti sebuah aksesoris yang di kenakan di kepala' jawabnya datar.
'Tepat sekali !' balasnya penuh semangat.
'Tapi bisa saja kan kaum kita yang membuatnya. Lihat saja, ada beberapa dari kita yang juga mengenakan aksesoris seperti ini di kepalanya, bahkan para tetua semua mengenakannya'.
'Bodoh, benda ini berbeda. Lihat benda ini, mana di antara kaum kita yang mau mengenakan benda seperti ini di kepalanya' balasnya dengan penuh antusias. Setelah ia pikir-pikir ada benarnya juga perkataan temannya itu, kelihatan dari bentuk dan coraknya sepertinya benda itu bukan buatan kaum Unn.
'Baiklah baik. Jadi sebenarnya apa yang ingin kamu katakan, gi?' tanyanya semakin penasaran.
'Kalau memang benar benda ini milik kaum Umm, itu berarti kita dapat menemukan mereka. Karena air yang kita gunakan dengan yang mereka gunakan itu, masih satu air'

0 comments:

Post a Comment

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design